Manguni si Burung Misterius, Terlihat Lagi Setelah 1,5 Abad

Manguni si Burung Misterius, Terlihat Lagi Setelah 1,5 Abad
Burung Celepuk Siau yang dinyatakan punah ditemukan warga di Kelurahan Tarorane, Lingkungan II, tepatnya di Pasar Ampera, Kecamatan Siau Timur. Foto: Don Papuling/Manado Post

Begitu populernya, tapi tak seorang pun pernah melihatnya selama ratusan tahun.

Jadi, tak mengherankan ketika Rahul Sidik, seorang pemilik warung di Pasar Ampera Ulu Siau, melihat seekor burung cokelat dengan mata tajam yang hinggap di warungnya pada suatu malam beberapa waktu lalu, dia juga tak yakin itu manguni.

Penasaran, Rahul pun menangkap dan mengikatnya. Untuk memastikannya, dia pun mengontak Buyung.

Buyung juga berhati-hati benar saat ditanya Rahul apakah burung tersebut memang manguni. Bahkan, seandainya saat itu dia yakin, Buyung mengaku akan memilih merahasiakannya.

Sebab, dia khawatir Rahul tak akan menyerahkannya untuk diteliti. Sebab, di Minahasa, siapa pun tahu, betapa langkanya burung tersebut.

Dan, langka otomatis bersinonim dengan sangat berharga. Tapi, untung Rahul bersedia memberikan si cokelat bermata tajam itu kepada Buyung.

Mengutip situs Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (P4MRI) Universitas Negeri Manado, manguni dipilih sebagai simbol Minahasa didasarkan pada kepercayaan turun-temurun.

Burung tersebut diyakini sebagai salah satu ciptaan Opo Empung Wananatas atau roh paling atas yang menguasai langit dan bumi.

Manguni diyakini sebagai burung ciptaan Opo Empung Wananatas atau roh paling atas yang menguasai langit dan bumi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News