Mantan Pilot Ini Mendapat Julukan Malaikat

Mantan Pilot Ini Mendapat Julukan Malaikat
NIAT BAIK: Budi Soehardi dan Peggy Lakusa di tengah anak-anak Panti Asuhan Roslin di Kupang, NTT. Foto: Panti Asuhan Roslin for Jawa Pos

Namun, akhirnya Budi meminta izin untuk mengalihkan liburan mereka ke Timor, NTT, guna membantu para pengungsi di sana. Tak diduga, istri dan anak-anaknya langsung setuju.

Malam itu juga Budi menyebar e-mail yang berisi rencananya terbang ke Timor. Dia membuka kesempatan kepada rekan-rekan sejawat yang ingin membantu para pengungsi di sana. 

”Waktu itu saya pasang target bawa barang 250 kilogram dan uang 10 ribu dolar dari keluarga saya,” terangnya.

Paginya, ponsel Budi terus berdering. Rekan-rekannya ternyata menyambut positif ajakan Budi. Mereka ikut berpartisipasi. Ada yang menyumbang barang. Ada juga uang tunai. Jika ditotal, uangnya mencapai 67 ribu dolar, sedangkan barangnya membengkak menjadi 1 ton. 

Tapi, persoalan baru muncul. Budi kesulitan untuk mengangkut barang sebanyak itu dari Jakarta ke Kupang. Seorang teman lalu menyuruh dia mengontak seseorang. 

”Saya tidak kenal dia. Ternyata, dia adalah station manager Singapore Airlines di Changi. Saya lalu memperkenalkan diri sebagai Kapten Budi Soehardi agar bisa mendapat diskon kargo,” kenang Budi, lantas tertawa.

Lagi-lagi, tanpa diduga, Budi mendapat kemudahan. Dia bisa membawa barang-barang bantuan itu via pesawat kargo Singapore Airlines. Bahkan, yang mengejutkan, ketika dia akan membayar biayanya, petugas mengatakan bahwa semua gratis. 

”Ketika saya tanya berapa, petugas konter bilang done. Katanya done untuk charity. Saya tidak perlu membayar sepeser pun,” cerita mantan pilot Garuda Indonesia (1976–1989), Korean Air (1989–1998), dan Singapore Airlines (1998–2015) itu.

SOSOK Budi Soehardi cukup beken di kalangan masyararakat Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).  Mantan pilot Garuda dan Singapore Airlines itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News