Mantap, Produk Industri Kerajinan dari Warga Binaan Lapas Cikarang Tembus Pasar Italia

Mantap, Produk Industri Kerajinan dari Warga Binaan Lapas Cikarang Tembus Pasar Italia
Salah satu kerja pokja warga binaan Lapas Cikarang untuk home industry. Foto : DitjenPAS

Tak hanya penuh kreasi saat membuat, mereka juga kreatif membuka pasar. “Beberapa produk kami jual bekerja sama dengan jaringan online Tokopedia dan Bukalapak,” kata Kadek.

Yang menarik, semua itu berlangsung dalam tata ekonomi yang fair. Para warga binaan bukan bekerja atas dasar kewajiban atau semata buang-buang waktu senyampang membuang kebosanan dalam menjalani hukuman. Mereka pun mendapat upah berdasarkan kesepakatan.

“Ada honor. Itu harus,” kata Kadek. “Upahnya kami sesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, yang menjadi payung hukum,” kata dia.

Tetapi kata Kadek, tak semua upah itu diberikan kepada warga binaan secara tunai. “Ada yang kami tabungkan untuk WBP ambil saat mereka bebas. Setengah besaran upah kami masukkan ke dalam rekening yang kami buatkan.”

Yang saat ini tengah dijajaki, Lacika akan bekerja sama dengan lembaga sertifikasi melakukan uji dan pemberian sertifikat kepada para WBP yang bekerja di Pokja-pokja tersebut.

Kadek berharap, dengan begitu para WBP yang bekerja bisa diberikan sertifikat dari sebuah lembaga yang kredibel. Selama ini Lacika hanya memberikan surat keterangan kerja yang kian hari dirasa kurang layak.

Apresiasi industri di luar halaman lapas pun begitu tinggi untuk menerima para WBP terampil itu. Sebut saja Mujiana, pekerja Pokja Kulit yang telah dilirik sebuah pabrik pembuatan barang-barang kulit di Bekasi untuk bekerja pada saatnya bebas nanti.

“Saya pastikan PT sudah mau menerima,”kata Suyitno, pelatihnya yang bukan warga binaan. Padahal, baru dua tahun mendatang Mujiana bebas.

Saat ini sekitar 864 warga binaan Lapas Cikarang aktif bergabung di berbagai pokja industri yang ada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News