Manuver Golkar Harus Dicermati

Manuver Golkar Harus Dicermati
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Foto: dok.JPNN

Ini karena Demokrat masih galau. Pertama, pasca SBY ini, Demokrat tidak punya figur internal yang laku dijual. Konvensi dilakukan hanya untuk membangun imej tatkala tak ada figur di internal mereka.

Kedua, goncangan badai yang dialami Demokrat belum bisa pulih. Buktinya, berdasar sejumlah survei, perolehan suara Demokrat masih jeblok. Ini yang membuat mereka galau dan belum berani mengumumkan capresnya. Ketiga, Demokrat memang belum punya arah yang jelas dengan siapa akan berkoalisi. Jadi, mereka takut salah langkah jika mengumumkan capresnya saat ini, sementara belum jelas berapa perolehan suara pilegnya dan dengan siapa akan berkaolisi.

Kira-kira dengan partai apa Demokrat bakal koalisi?

Belum jelas. Mungkin saat ini sedang lirik Golkar, lirik PDIP, lirik Gerindra. Ini karena Demokrat tak percaya diri. Kepercayaan diri Demokrat bisa tumbuh lagi jika pileg nanti perolehan suaranya tidak begitu drop.

Bagaimana Anda melihat Golkar?

Nah, yang harus dicermati memang Golkar. Golkar itu biasanya zik-zak, manuvernya luar biasa. Ke depan ini, akan makin banyak manuver-manuver jangka pendek untuk penjajakan koalisi dan lawan.

Seperti apa bentuk manuvernya?

Ya seperti Suryadharma Ali yang ikut kampanye Gerindra. Itu upaya menanam saham PPP ke Gerindra. Ini nanti akan muncul lagi hal-hal seperti itu dan itu biasa saja. Tapi nanti, manuver-manuver yang lebih riil akan terjadi pascapileg.***

PEMILU legislatif 9 April sudah ada tanda-tanda kalah pamor dengan pilpres Juli mendatang. Hiruk pikuk panggung politik lebih dominan soal pencapresan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News