Mardani: Ini Pilkada yang Sangat Berisiko

Mardani: Ini Pilkada yang Sangat Berisiko
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera. Foto: Dok. FPKS DPR RI

Karena itu, Mardani mengatakan bahwa ini adalah pilkada yang sangat berisiko, dengan anggaran yang hampir satu setengah kali lebih besar dibanding biasanya.

Sebab, harus menyiapkan berbagai protokol Covid-19 seperti alat pelindung diri (APD) dan lainnya.

“Karena itu kami di Komisi II betul-betul menjaga agar risiko yang tinggi ini menghasilkan yang baik bagi daerah, yaitu terpilih pemimpin yang berkualitas, yang mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada melawan Covid-19,” ungkapnya.

Komisi II DPR, kata dia, mendorong KPU dan kalau perlu Bawaslu menghentikan kampanye yang tidak mengikuti protokol Covid-19. “Kalau sebelumnya isu Bawaslu itu lebih ke (menangani) money politic, sekarang Bawaslu bisa juga mulai menegaskan tentang protokol Covid-19, karena ini sangat berisiko,” ujar Mardani.

Dia menegaskan upaya membuat pilkada sekarang ini menjadi momentum kebangsaan adalah pekerjaan bersama semua pihak.  Dia mengajak supaya menjadikan pilkada ini menunjukkan energi positif bangsa di kala pandemi Covid-19.

“Tidak jadi klaster baru Covid-19, dan hasilnya adalah kemenangan besar buat rakyat,” katanya.

Menurutnya, masyarakat perlu terlibat sejak awal. Partai politik pun harus punya komitmen jangan sampai ada yang melawan kotak kosong. Penyelenggara pemilu pun perlu betul-betul bekerja proaktif menerapkan protokol Covid-19. “Bukan cuma menjaga integritas, tetapi meningkatkan kualitas,” ujar anggota MPR Fraksi PKS itu.

Selain itu, kata Mardani, kedewasaan kepala daerah dan Mendagri Tito Karnavians untuk betul-betul mengorkestrasi seluruh elemen aparat. Bagaimanapun, kata Mardani, mendagri adalah pembina dari para kepala daerah. “Peran kepala daerah sangat penting dalam pilkada yang akan datang,” katanya. (boy/jpnn)

Mardani Ali Sera berharap Pilkada Serentak 2020 yang berisiko karena digelar di tengah pandemi Covid-19 bisa menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News