Marhaban Ya Ramadan

Marhaban Ya Ramadan
KH Mustofa Bisri
Ibu-ibu rumah tangga juga sudah menyiapkan menu-menu istimewa yang akan disuguhkan dalam acara-acara buka dan sahur nanti. Instansi-instansi dan ormas-ormas (orpol-opol tentu tidak mau ketinggalan) sudah menyusun agenda buka bersama dengan acara-acara 'kerohanian' dan atau sekaligus konsolidasi. Bagi mereka yang menjadi calon dan menghadapi pilihan-pilihan -pilkada, pilgub, dan pileg -pemilihan legislatif)- bulan Ramadan (ada yang menyebut Bulan Kemenangan) tentulah merupakan medan yang sangat diperhitungkan kaitannya dengan taktik-strategi pemenangan. 

Yang mungkin tidak jelas niat dan tujuannya adalah mereka yang menyongsong bulan suci Ramadan ini dengan agenda melakukan swiping, termasuk men-swiping warung-warung yang buka siang hari. Untuk menghormati bulan Ramadan ataukah membantu mereka agar kuat puasa karena tidak banyak godaan?

Tanpa dihormati, bulan Ramadan sudah sangat terhormat. Ramadan sangat terhormat terutama karena pada bulan ini Kitab Suci Alquran diturunkan (Baca Q. 2: 185). Pada bulan ini, seperti diberitakan Rasulullah SAW, pintu surga dibuka (HR Bukhori Muslim dari sahabat Abu Hurairah).

Justru karena keterhormatan Ramadan itulah, kaum beriman dengan gairah menunggu-nunggu kedatangannya. Mereka ingin mendapatkan berkah Ramadan. Terluberi keterhormatannya. Pada bulan suci, bulan di mana diturunkan kitab suci ini, mereka ingin benar-benar menyucikan diri; setelah sebelas bulan boleh menjadi tergelepoti oleh noda-noda yang menghambat perjalanan mereka menuju hadirat-Nya.

SETIAP datang bulan Ramadan, kaum muslimin menyambutnya dengan menyatakan, ''Marhaban Ya Ramadhan, Selamat Datang, Ramadan!''. Seolah-olah Ramadan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News