Ma'ruf dan Sandi Adu Strategi Pengembangan Riset Menuju 2045

Ma'ruf dan Sandi Adu Strategi Pengembangan Riset Menuju 2045
Ma'ruf Amin (dua kiri) menyapa hadirin dalam debat cawapres 2019. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sandi merespons, dan tidak setuju dengan upaya menambah lembaga riset. Dia mengatakan bahwa menambah jumlah lembaga riset berarti terjadi penambahan birokrasi.

"Menambah jumlah lembaga yang menangani bidang riset, menurut hemat kami, nuwun sewu kiai, menambah birokrasi," kata Sandi. 

Bagi Prabowo - Sandi,  kuncinya adalah kolaborasi. Mereka memastikan dunia  usaha mendapat insentif  jika investasi di bidang riset. "Baik insentif fiskal dan nonfiskal," tegasnya. 

Dia mengatakan sekarang ini banyak hasil riset tidak digunakan. Sandi ke depan akan memastikan hasil riset digunakan dunia usaha. 

Pemerintah, kata Sandi, harus memasilitasi bagaimana pembangan dan inovasi bidang riset. 

"Saya yakin anak Indonesia pintar-pintar, mereka memancarkan optimisme. Mereka ingin diberikan peluang untuk maju. Kami yakin Indonesia makmur bersama Prabowo - Sandi," paparnya. 

 Kiai Ma'ruf balik merespons. Dia meluruskan bahwa pihaknya bukan ingin menambah, tetapi mengefisienkan lembaga riset. "Kami menyatukan lembaga yang menangani riset," katanya. 

 Pihaknya memang berencana mengikutsertakan semua pihak, terutama pemerintah, akademisi serta dunia usaha dan industri (dudi). "Maka riset akan semakin berkembang menjadi suatu riset yang membangun Indonesia ke depan," pungkasnya. (boy/jpnn)

Kiai Ma'ruf mengatakan akan mengembangkan riset dengan mengoordinasikan semua alokasi dana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News