Masa Idah

Oleh: Dahlan Iskan

Masa Idah
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Shehbaz harus meletakkan jabatan. Sejak Agustus lalu, di tengah ekonomi yang morat-marit, Pakistan harus dipimpin seorang pejabat perdana menteri. Tugas utamanya pun hanya untuk melaksanakan Pemilu.

Baca Juga:

Menjelang pemungutan suara sekarang ini ada dua putusan yang mengejutkan. Mahkamah Agung Pakistan mencabut larangan berpolitik seumur hidup.

Itu seperti ucapan selamat datang kepada kakak Shehbaz yang baru pulang dari pengasingannya di London: Nawaz Sharif.

Tiga tahun lalu Nawaz dapat izin meninggalkan penjara untuk berobat ke London. Lalu tidak mau pulang. Betapa kuat Nawaz di bidang politik. Dia bisa meninggalkan penjara saja sudah hebat.

Lalu bisa tetap tinggal di London sambil menunggu politik dalam negeri berubah.

Nawaz memang dekat dengan kalangan militer –yang dapat anggaran 15 persen dari APBN Pakistan.

Sementara, perdana menteri yang lagi berkuasa saat itu, tidak dapat dukungan militer: Imran Khan –pemain nasional kriket yang legendaris. Di masa jayanya kriket Pakistan juara dunia.

Ketika baru tiga tahun menjabat perdana menteri, Imran dimosi di parlemen. Dia kalah dalam permainan politik. Jatuh. Shehbaz naik. Iklim politik berubah.

SEDIH. Ekonominya begitu sulit tetapi fokus nasionalnya Pemilu (lagi). Besok lusa, 8 Februari 2024. Pemilunya ruwet. Itulah Pakistan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News