Masjid dan Gereja Berdempetan, Warga Saling Bantu

Masjid dan Gereja Berdempetan, Warga Saling Bantu
Tim Jelajah Pesantren di Kampung Minoritas Muslim kini berpindah ke Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Foto Radar Malang/JPNN.com

”Tapi, dulu mereka sangat jarang sekali salat, makanya kami mendirikan masjid sekitar 1990-an,” kata M. Kholiq, penggagas pendirian Masjid Mujahidin.

Karena di desa ini dulu yang bergeliat adalah kegiatan-kegiatan agama Katolik, awal mula pembangunan masjid di tempat ini banyak mendapatkan pertentangan dari penduduk.

”Tapi, kami selesaikan dengan musyawarah dalam sehari, sudah selesai,” imbuh pria berusia 54 tahun ini.

Setelah pertentangan pembangunan masjid ini mereda, akhirnya penduduk bahu-membahu membangun masjid ini. ”Saya ingat betul, saat itu ada umat Kristen yang menyumbang rokok, ya saya terima,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, ketika itu Sekolah Katolik Widya Karya Malang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di tempat tersebut. Nah, mereka ketika itu juga ikut membantu pembangunan masjid. ”Mereka ikut usung-usung juga,” imbuhnya.

Setelah masjid selesai dibangun, nyaris tidak ada perselisihan antara umat Katolik dan muslim di tempat ini.

Masjid Mujahidin kini berkembang sangat pesat. Di bawah Yayasan Mujahidin, sudah banyak lembaga dan unit usaha yang berdiri. Semuanya cikal bakalnya adalah Masjid Mujahidin.

Lembaga itu di antaranya, Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Mujahidin yang mempunyai 40–50 siswa. Lalu, Panti Asuhan Mujahidin, koperasi simpan pinjam Mujahidin, Perusahaan Air Minum Mujahidin yang sudah berdiri sejak 2004. Lalu, TK Al Hidayah hingga Sekolah Dasar Islam As Said.

Tim Jelajah Pesantren di Kampung Minoritas Muslim kini berpindah ke Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News