Masjid Jami Al-Anwar, dari Surau yang 6 Sakanya Bertahan Hadapi Amuk Krakatau

Masjid Jami Al-Anwar, dari Surau yang 6 Sakanya Bertahan Hadapi Amuk Krakatau
Sebanyak enam saka atau tiang di Masjid Jami Al-Anwar masih berdiri kukuh. Foto: Yosephin Wulandari/JPNN.com.

Rusdi mengatakan Al-Quran itu merupakan koleksi tertua di Masjid Jami Al-Anwar.

Oleh karena itu, kitab suci umat Islam itu disimpan di dalam kotak kaca.

"Itu Al-Qur'an murni ditulis oleh tangan oleh para ulama saat itu karena pada zaman dahulu tidak ada mesin cetak," tuturnya.

Ada benda bersejarah lainnya yang menjadi koleksi Masjid Jami Al-Anwar, yakni dua meriam.

Kedua kanon itu diletakkan di depan masjid dan digunakan untuk penanda waktu berbuka puasa.

“Pada zaman dahulu belum ada sirene masjid seperti sekarang.Suara dari meriam itu bisa terdengar sampai ke kantor gubernur Lampung," ucap Rusdi.

Masjid Jami Al-Anwar adalah salah satu saksi bisu pada zaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga Indonesia merdeka.

Kini, Masjid Jami Al-Anwar sering dijadikan tempat singgah bagi para peziarah dari luar Lampung.

Enam saka masih berdiri kukuh di Masjid Al-Anwar. Kini saka-saka tersebut dibeton dan menjadi bagian dari ruang utama masjid berukuran 25 x 30 meter itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News