Maskapai Dibekukan, Warga Perbatasan Menjerit

Maskapai Dibekukan, Warga Perbatasan Menjerit
Maskapai MAF. Foto: website MAF

"Apalagi perbatasan itu sudah tertinggal, minim pembangunan. Kalau tidak ada MAF, semakin tertinggal," sesalnya.

"Bagaimana mau membangun perbatasan kalau penerbangan aja susah," sambungnya.

Tokoh masyarakat adat Dayak lainnya, Apuy Laing, juga menyesalkan dibekukannya izin penerbangan MAF yang puluhan tahun melayani warga pedalaman dan perbatasan.

"(Pembekuan izin MAF, Red) ini mengakibatkan keprihatinan. Seharusnya ada solusi dari pemerintah," tegasnya.

Apuy menegaskan bahwa warga tidak membela perusahaan, tapi kelanjutan penerbangan MAF demi membela masyarakat pedalaman dan perbatasan.
Jika pemerintah tidak memperpanjang izin penerbangan MAF, kata dia, jangan bermimpi dengan program membangun perbatasan.

Julius, perwakilan warga lainnya, tidak mempermasalahkan jika pemerintah membekukan izin MAF.

Hanya, dia meminta ada solusi cepat yang diberikan pemerintah terhadap warga pedalaman dan perbatasan.

"Kami nggak peduli dengan alasan dicabutnya izin MAF. Yang kami minta apa solusinya," ucapnya.

Warga di perbatasan sudah puluhan tahun bergantung pada maskapai penerbangan MAF

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News