Maulina Moli

Oleh Dahlan Iskan

 Maulina Moli
Dahlan Iskan.

"Tidak akan gagal lagi," ujar Maulina, sarjana ekonomi Universitas Airlangga Surabaya itu.

Dia pernah berada dalam kondisi yang sangat parah. Saat berat badannyi naik terus. Puncaknya mencapai 155 kg. Tiga tahun yang lalu. Di tahun 2016 lalu. Di saat umurnyi 35 tahun.

Gejala obesitas itu terjadi sejak SD. Setelah pindah dari Balikpapan ke Bandung. Ikut orang tua yang militer.

"Mungkin makanan di Bandung enak-enak. Udaranya sejuk," ujar Ny. Farid Zainuddin, sang ibu, sambil tersenyum. "Waktu di Balikpapan kan panas. Dan makanan terbatas," tambahnyi.

Sejak itu badannyi tidak terkendali. Bisa makan siomai 20 sekali duduk.

"Sejak itu, sampai lulus universitas belum pernah timbangan turun. Selalu naik," ujar Maulina.

Hanya menjelang perkawinan turun 3 kg. Menjadi 92 kg. Itu pun untuk menyesuaikan dengan baju pengantin. Pesan bajunya pun tidak boleh jauh-jauh hari. Khawatir saat tiba hari perkawinan tidak cukup lagi.

Selesai perkawinan bablas lagi. Naik dan naik lagi.

Inilah wanita paling bahagia saat ini: Maulina. Putri seorang jenderal bintang tiga. Ibu seorang anak kecil. Pengusaha tas wanita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News