Mayor Inf Anang, Pantang Mandi saat Tugas di Tengah Hutan

Mayor Inf Anang, Pantang Mandi saat Tugas di Tengah Hutan
Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 613 Kota Tarakan, Mayor Inf Anang Sofyan Effendy (kiri). Foto: Yedidah Pakondo/Radar Tarakan

“Dari pendidikan sudah diajarkan. Jadi tidak ada perasaan jijik lagi,” ungkapnya.

Usai menyelesaikan tugas operasi di Aceh, Anang kemudian bertugas di Surabaya hingga tahun 2011.

Dari situ dia beranjak ke Papua, tepatnya di wilayah Pulau Biak, kemudian digeser lagi ke Puncak Jaya selama 18 bulan dengan dipercaya menduduki jabatan sebagai Kasdim dalam rangka operasi tempur.

Menurut Anag, saat berada di Puncak Jaya juga merupakan hal sulit untuk dihapus dari dalam memori ingatannya. Suhu wilayah di puncak itu sangat dingin.

Siang hari suhu di kawasan tersebut mencapai 11 derajat celcius dan di malam hari 6 hingga 9 derajat celcius.

Setelah itu, Anang kembali ditugaskan di tempat baru. Dia bertugas di Kodam Balikpapan pada tahun 2015 dengan menjabat sebagai staf personel. Setelah itu, barulah ia ditempatkan di Kota Tarakan dan diresmikan pada 1 Juli 2017.

“Sebelum ke Tarakan, di awal 2016 saya sudah ke sini juga untuk melakukan pengamanan,” tuturnya.

Putra pertama dari pasangan Sudaryo dan Humaidah tersebut menceritakan, awalnya ia hanya mendapatkan perintah agar ke Tarakan pada 27 Mei 2017.

Tidak terkait hal mistis, Mayor Inf Anang Sofyan Effendy mengaku pantang mandi saat bertugas di tengah hutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News