Mbah Moen Nyatakan Muktamar PPP di Surabaya Tidak Sah
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Maimoen Zubair menganggap Muktamar VIII yang tengah berlangsung di Surabaya saat ini, tidak sah. Pasalnya, belum ada kesepakatan damai antara dua kubu yang bertikai di internal PPP.
"Sebagaimana putusan Mahkamah Partai, muktamar dari pihak yang bersengketa tidak sah," kata Mbah Moen, panggilan kyai karismatik itu, dalam keterangan pers kepada wartawan, Rabu (15/10).
Mbah Moen mengingatkan, keputusan Mahkamah Partai adalah final dan mengikat. Karena itu, tidak ada jalan lain bagi kedua kubu selain segera mencapai kesepakatan damai alias islah.
Dalam keterangannya, Mbah Moen juga menyampaikan enam keputusan rapat konsultasi para pimpinan majelis partai yang terdiri dari Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan Majelis Pakar. Adapun isi dari keputusan tersebut adalah:
1. Semua pihak harus menaati dan mematuhi putusan Mahkamah Partai, karena sifatnya final dan mengikat.
2. Pimpinan Majelis bersepakat untuk terus berupaya semaksimal mungkin dilakukannya islah antara kedua belah pihak yang berselisih.
3. Muktamar VIII yang dilaksanakan merupakan muktamar islah yang mencerminkan semangat persatuan, persaudaraan, dan semangat untuk mengedepankan keutuhan dan keselamatan partai diatas kepentingan lainnya.
4. Semua jajaran pimpinan partai khusus pihak-pihak yang tidak terlibat dalam konflik barus bertanggung jawab dan menjadi mediator untuk menyelematkan partai.
JAKARTA - Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Maimoen Zubair menganggap Muktamar VIII yang tengah berlangsung di Surabaya
- Selamat Jalan Prof Salim Said, Jenazah Dimakamkan di Liang Kubur Sang Ibu
- Anggap Cederai Rasa Keadilan, KMI Desak KPK Tinjau Ulang Kasus Korupsi Lucianty
- Ketua DPD RI Apresiasi PT SIG Tingkatkan Porsi TKDN Berbasis UKM Binaan
- Situasi Kondusif, Masyarakat Homeyo Intan Jaya Kembali dari Pengungsian
- Kementerian Kebudayaan Hilang dari Skenario Kabinet Prabowo-Gibran, Pelaku Seni Resah
- WWF ke-10 di Bali, Putu Rudana Bahas Isu Ini dengan Presiden Dewan Air Dunia