Mbak Bivitri Anggap Jokowi Merusak Demokrasi dengan Politik Dinasti

Mbak Bivitri Anggap Jokowi Merusak Demokrasi dengan Politik Dinasti
Diskusi publik mengangkat tema 'Dinasti Politik Jokowi' di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangsel. Foto: Rah Mahatma Sakti/JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera Bivitri Susanti menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah membangun politik dinasti.

Menurut Bivitri, apa yang dilakukan Jokowi merusak tatanan demokrasi yang telah dibangun pascareformasi 1998.

"Pertanyaannya, apakah politik dinasti Jokowi merusak demokrasi? Jawabannya iya," kata Bivitri dalam diskusi publik mengangkat tema 'Dinasti Politik Jokowi' yang diadakan Dema Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), Selasa (3/10).

Dia menjelaskan ada empat faktor terjadinya politik dinasti, pertama yaitu cara berpolitik yang top-down.

Kedua, pencalonan caleg-capres yang elitis dan tertutup.

"Dalam konteks capres-cawapres, persoalannya adalah ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold)," katanya.

Kemudian terjadinya faktor politik dinasti yang ketiga ialah kegagalan parpol dalam melakukan kaderisasi.

"Saya ambil contoh, dalam pencalonan caleg mantan koruptor. Ini menunjukkan partai politik gagal dalam melakukan kaderisasi. Memangnya tidak ada yang lain diusulkan jadi caleg. Masih banyak anak-anak muda," kata dia.

Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera Bivitri Susanti menilai politik dinasti yang dibangun Presiden Jokowi telah merusak demokrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News