Media Sosial Membuat Mereka Dijuluki Crazy Rich, Kini Banyak yang Berakhir di Penjara

"Kalau tebakannya salah, investasi kita hangus 100 persen, dan untuk memulainya lagi ada sistem kompensasi sehingga deposit yang selanjutnya harus 2.5 kali dari nilai investasi terakhir kita," jelas Maru.
Tapi kemudian Maru menemukan beberapa "kejanggalan" yang berulang, seperti sistem yang 'hang' saat ia menang atau nilai investasi otomatis ter-klik lima kali.
"Tapi saat saya melaporkan kejanggalan-kejanggalan itu pada mentor, mereka mengatakan tetap percaya pada sistem dan bahkan meminta kami untuk tidak putus asa."
Dalam enam bulan, Maru mengaku kehilangan sekitar Rp 600 juta, yang adalah uang modal usahanya. Ia juga menyisakan utang pada sanak saudaranya.
"Saya jatuh sakit akibat stress dan depresi selama tiga bulan karena kehilangan semua modal usaha saya."
"Saat itu saya merasa, kalau mereka bisa sukses dan saya tidak, berarti saya yang gagal, saya yang tidak mampu menganalisa dengan baik."
Tapi kemudian Maru tahu jika ia tidak sendirian.
Mereka yang mengaku menjadi korban menduga platform 'binary options' ini telah melakukan tindak penipuan, yang didukung oleh para mentor "influencer" atau "afiliator".
Sejumlah anak muda Indonesia muncul sebagai orang kaya di media sosial tanpa kejelasan asal-usul kekayaannya
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas