Media Sosial Membuat Mereka Dijuluki Crazy Rich, Kini Banyak yang Berakhir di Penjara

Wishnu menambahkan kondisi ini diperparah oleh maraknya budaya "instan" sehingga media sosial menjadi tempat promosi yang efektif.
"Setiap orang yang sudah punya pikiran untuk memiliki sesuatu yang cepat sesuai interest-nya, tanpa perlu mengetahui latar belakang seseorang secara pasti," katanya.
Dengan semakin banyaknya bermunculan 'influencer' dengan 'follower' ribuan bahkan jutaan di sosial media yang gencar melakukan 'endorsement' produk, Wishnu berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah.
"Terobosannya harus dengan regulasi internet. Bahkan di Eropa di mana literasi digital sudah tinggi, mereka memiliki undang-undang internet," jelas Wishnu.
Proses penyelidikan terhadap para selebritas yang mengumbar kekayaan di media sosial terkait dengan platform 'binary options' di Indonesia masih terus bergulir.
Finsensius Mendrofa, kuasa hukum dari kelompok yang merasa jadi korban, mengaku masih melakukan verifikasi ratusan laporan yang masuk, sambil mengawal laporan ke polisi.
"Harapan kami bukan saja agar uang milik para korban ini bisa dikembalikan melalui pembekuan dan penyitaan aset, tapi juga supaya polisi bisa mengusut sampai ke platform [Binomo dan Quotex] yang menurut kami melakukan penipuan."
ABC sudah berusaha menghubungi 'Binomo' dan 'Quotex' untuk memberikan komentar.
Sejumlah anak muda Indonesia muncul sebagai orang kaya di media sosial tanpa kejelasan asal-usul kekayaannya
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas