Melancong ke Hotel Pertama di Kota Padang

Melancong ke Hotel Pertama di Kota Padang
Hotel Sumatra. Foto: KITLV

Untungnya, satu bundel arsip lawas bertajuk Midden Sumatra (1877-1879), memuat catatan perjalanan pengembara dari Belanda yang menginap di Hotel Sumatra pada 23 Februari 1877.

Berbekal arsip itu mari mengembara ke masa lampau.

Pada 23 Februari 1877. Kapal Conrad milik maskapai pelayaran Belanda berlabuh di Padang. Bukan Teluk Bayur. Karena Teluk Bayur, yang awalnya bernama Pelabuhan Emmahaven baru dibangun Belanda pada rentang 1888-1893.

Gerak-gerik kapal itu dipantau Van Hasselt, yang sedari tadi menanti di dermaga Muaro Batang Arau. Kapal Conrad lepas jangkar di perairan Gunung Padang. Antara Muaro Sungai Padang (Batang Arau) dan Pantai Air Manis, di mana kisah Siti Nurbaya dan Malin Kundang melegenda.

Satu per satu orang-orang dari kapal itu turun ke perahu kecil. Lalu meluncur ke bibir Muaro. Meliuk-liuk melintasi batu-batu besar yang menjura ke laut dari kaki-kaki Gunung Padang. Bola mata Hasselt terus membuntuti.

Yang pertama menapakkan kaki ke daratan dermaga Padang; Schouw Santvoort. Disusul Snelleman dan D. D. Veth.

Van Hasselt segera menyongsong. Dari pelabuhan Padang, Van Hasselt memandu Schouw Santvoort dan kawan-kawan naik bendi ke Hotel Sumatra. Hotel pertama di Padang. Milik Tuan Dil.

Hotel Sumatra pada 23 Februari 1887 itu rupanya penuh. Pelayan hotel memberitahukan tak ada kamar kosong. Setelah merundingkan segala kemungkinan, akhirnya malam itu hanya Veth dan Snelleman yang menginap di sana. Itu pun di salah satu bangunan tambahan.

Pekarangan dari hotel pertama di Kota Padang itu tampak luas. Bendi atau kereta kuda lazim terparkir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News