Melihat Kiprah Ece Dail Falahudin, Penapal Kuda Internasional dari Cianjur

Klien Indonesia Para Jenderal, Klien Singapura Mau Bayar Mahal

Melihat Kiprah Ece Dail Falahudin, Penapal Kuda Internasional dari Cianjur
PROFESI LANGKA: Ece Dail Falahudin di kompleks peternakan kuda di Bandung pekan lalu. Dia enjoy menjalani profesi yang masih dipandang sebelah mata itu. Foto: M. Amjad/Jawa Pos

’’Kudanya mahal-mahal. Kuda Polo juga ada. Menangani kuda-kuda beliau harus hati-hati. Risikonya besar. Kalau sampai memotong kukunya kurang bagus, bisa-bisa penapal harus bertanggung jawab. Karena itu, saya pasang tarif Rp 700 ribu per kuda,’’ ungkapnya.

Saat itu, sekitar 30 kuda milik Prabowo ditangani Ece. Hasil yang diperoleh Ece pun lumayan besar. Ditambah klien-klien yang lain, dia mengaku bisa menabung serta membeli rumah, mobil, dan tanah di Cianjur.

Penghargaan lebih besar diperoleh Ece saat menapal kuda di luar negeri. Dia pernah menapal kuda di Singapura dengan tarif USD 250 per kuda. ’’Saya menangani 28 kuda. Jadi, tinggal dihitung saja berapa itu,’’ ungkap suami Sadidah itu lantas tertawa.

Apa yang membuat mahal? Ece menyebutkan, yang mahal adalah kemampuan memahami tekstur kuku dan feeling mencocokkan tapal dengan kaki kuda. Butuh beribu kaki kuda dan bertahun-tahun untuk memahami tapal yang cocok untuk dua hal tersebut.

Selain itu, menangani kuda balap dan kuda equestrian (nomor kuda seni) berbeda. Untuk kuda balap, kuku dibuat lebih tajam dan masuk di sisi depan. Untuk kuda equestrian, harus bisa berdiri seimbang.

’’Ketebalan dan lebar kuku di masing-masing kaki pasti tidak sama. Untuk itu, feeling dan pengalaman dibutuhkan untuk bisa membuat tapal kuda yang pas,’’ tegasnya.

Namun, menjadi penapal kuda juga memiliki risiko luka-luka bila si kuda berontak saat ditangani. Sebab, tidak semua kuda bisa tenang saat tapal kudanya diganti. Tidak boleh ada orang lewat atau apa pun yang bergerak di ruangan itu selain penapal kuda dan kuda yang tapalnya diganti.

Jika kuda kaget, si penapal bisa ditendang. ’’Paha saya pernah sobek dan harus dijahit karena kuda kaget,’’ ungkapnya. (*/c5/ari)


Penapal kuda kini menjadi profesi langka. Apalagi yang berkaliber internasional. Di antara yang sedikit itu, nama Ece Dail Falahudin termasuk pakarnya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News