Melli
Oleh Dhimam Abror Djuraid

Perang peradaban berikut tidak kalah seru ketika Iran bertemu Amerika Serikat dalam partai terakhir hidup mati. Pertandingan ini akan menjadi pertandingan sarat gengsi karena melibatkan perang peradaban yang sebenar-benarnya.
Di dalam negeri, Iran tengah menghadapi gejolak politik karena terjadi demonstrasi luas menentang aturan berhijab bagi perempuan. Gejolak di dalam negeri menjalar ke stadion di Qatar.
Bentrok antarsuporter Iran terjadi dengan muatan politik. Suporter yang mendukung pemerintah Iran menyerang suporter yang melakukan aksi protes dengan menyita bendera, kaus, dan barang-barang lain sebagai bentuk dukungan untuk gerakan menentang negara.
Sebelum pertandingan, di barisan luar stadion muncul berbagai seruan dari para pendukung maupun penentang demonstrasidi dalam negeri itu.
Kelompok pendukung demonstrasi anti-pemerintah meneriakkan "Wanita, Kehidupan, Kebebasan". Kelompok lainnya yang pro-pemerintah dan meneriakkan "Republik Islam!"
Timnas Iran menjadi sorotan karena pada pertandingan pertama melawan Inggris memboikot lagu kebangsaannya sendiri. Seluruh pemain Iran hanya diam dan tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan yang dimainkan sebelum pertandingan.
Iran kalah 2-6 dari Inggris.
Namun, situasi berubah pada laga Iran melawan Wales. Seluruh tim ikut menyanyikan lagu kebangsaan dengan takzim.
Di dalam negeri, Iran tengah menghadapi gejolak politik karena demonstrasi luas menentang aturan berhijab bagi perempuan. Gejolak itu menjalar sampai Qatar.
- Miroslaw Aleksandra Raih Medali Emas Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Mendagri Tito Pidato di Global Security Forum di Qatar
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Ledakan di Pelabuhan Iran, 8 Korban Tewas, 750 Terluka