Memaknai Keberhasilan Ikhtiar Indonesia Masuk DK PBB

Oleh Tantowi Yahya*

Memaknai Keberhasilan Ikhtiar Indonesia Masuk DK PBB
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya di KBRI Wellington. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN

Mereka sempat membawa beberapa dubes di NY ke Maldives. Ini justru tidak sejalan dengan semangat yang saat ini berkembang di NY.

Hasil Upaya Terintegrasi
Sejak 2016 kita selalu mengaitkan berbagai kegiatan dan pertemuan dengan upaya pencalonan kita di DK PBB. Setiap presiden, wakil presiden, menteri luar negeri ataupun menteri-menteri lain yang melawat ke luar negeri selalu menyinggung pencalonan Indonesia untuk menjadi anggota DK PBB.

Demikian juga dengan DPR RI khususnya Komisi I yang setiap berkunjung ke luar negeri selalu menggalang dukungan parlemen negara tuan rumah untuk mendukung pencalonan Indonesia. Hal serupa juga dilakukan oleh Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI.

Dalam rangka efisiensi, banyak kampanye yang kita lakukan bersama event lain seperti Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada 10-11 April lalu di Bali. Tujuan utama pertemuan itu adalah membuka pasar Afrika.

Kita berhasil menandatangani kerja sama dan potensi kerja sama bernilai sekitar USD 1,3 milliar. Pada saat bersamaan, kita juga mendapat dukungan tambahan dari negara-negara Afrika.

Benar. Ini bukan semata keberhasilan Kemlu RI, tapi keberhasilan semua, berbagai komponen bangsa yang telah berjuang sejak 2016 lalu.

Karena panjang dan beratnya perjuangan, sangat layak apabila kemenangan ini diberitakan secara masif. Gunanya agar masyarakat tahu bahwa Indonesia saat ini berada di posisi strategis untuk ikut serta menciptakan dunia yang aman, damai, berkeadilan dan bebas dari rasa takut.

Meski selalu diancam veto lima negara anggota tetap DK PBB, tapi berjuang di dalam tetap lebih efektif dan berefek dibandingkan berteriak-teriak di luar. Menurut hemat kami, inilah yang harus dimaknai sebagai kemenangan.

Berjuang di dalam DK PBB tetap lebih efektif dan berefek dibandingkan berteriak-teriak di luar. Inilah menurut kami harus dimaknai sebagai kemenangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News