Membatik dengan Daun dan Bunga

Membatik dengan Daun dan Bunga
Workshop membatik. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Asosiasi Profesi Batik Tenun Nusantara (APBTN) Bhuana berusaha mendekatkan masyarakat dengan batik. Caranya dengan menjelaskan bahwa membatik itu mudah dan sederhana. Bahkan bisa menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar rumah, seperti daun dan bunga. Hal itu yang terlihat dalam workshop membatik ecoprint di ITC kemarin (23/11). Acara itu diikuti seratus peserta yang berasal dari mahasiswa, SMK, dan masyarakat umum. 

Salah seorang pengurus APBTN Bhuana yang juga pengisi workshop, Naning Gustiningtiyas, menjelaskan bahwa batik ecoprint itu sudah ada cukup lama. Namun, baru booming lagi ketika kampanye ecogreen semakin gencar. Kini batik ramah lingkungan tersebut, kata Naning, menjadi batik yang sedang ngetren di kalangan orang-orang yang menyukai gaya hidup sehat. 

Cara membuat batik ecoprint sangat mudah. Peserta workshop diberi kain putih. Kemudian, peserta meletakkan daun, bunga, akar-akaran, atau bahan lainnya di atas kain. Setelah itu, kain dilipat jadi dua, lalu dipukul-pukul dengan menggunakan palu dari kayu. Hasilnya, daun menempel pada kain dan membentuk pola. Setelah selesai, peserta mencelupkan kain ke air tawas, lalu mengeringkan kain. 

Batik ecoprint bisa dibuat dari berbagai tanaman. Syaratnya, tanaman segar, muda, dan tidak terlalu tebal. Tanaman liar pun bisa. Mengenai daun, ada beberapa rekomendasi dari Naning. Antara lain, daun perdu, rumput, mahoni, bayam liar, kangkung, dan daun belimbing muda

Naning mengatakan, warna-warna umbi-umbian seperti kunyit malah kurang kuat. "Warna oranyenya memang terang, tetapi mudah luntur. Umbi-umbian kadar airnya banyak. Jadi kurang kuat menempel di kain," sambungnya. (fit/c25/tia)
Berita Selanjutnya:
Susah sih, tapi Saya Suka

bahwa batik ecoprint itu sudah ada cukup lama. Namun, baru booming lagi ketika kampanye ecogreen semakin gencar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News