Membedah Kekuatan Adidaya Ulama

 Membedah Kekuatan Adidaya Ulama
Direktur Strategi dan Analis Data Lembaga Analisis Politik Indonesia (L-API), Fadlin Guru Don. Foto: Ist for JPNN.com

Masalah yang hampir mirip juga pernah terjadi di negeri India oleh keberhasilan Mahatma Ghandi, seorang politikus sekaligus tokoh spiritual yang telah berhasil memerdekakan India dari jajahan Inggris melalui prinsip satyagraha atau jalan damai demi kebenaran. Dan masih banyak negara-negara didunia yang telah mengalami kemajuan oleh pikiran-pikiran tokoh besar. Akan

Lebih jelas lagi jika Rasululullah Muhammad SAW menjadi contoh kongkret dari segala yang nyata. Shalallahu alaihi wassalam.

Jika revolusi Iran yang diingat adalah Khomeini dan kemerdekaan India adalah Ghandi, maka penulis berpendapat, bahwa misi ganti Presiden 2019 sangat identik dengan Habib Rizieq Sihab (HRS). Siapa yang tidak tahu nama Habib Rizieq Sihab?

Sejak gerakan umat Islam yang menuntut keadilan atas kasus penistaan agama yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, maka mulai dari situlah nama HRS dikenal oleh masyarakat luas. Keberhasilannya memotori tujuh juta manusia dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dalam waktu yang amat singkat, merupakan hal terbesar yang pernah ia lakukan, yang mungkin tidak pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh di dunia selama ini.

Kehebatan Habib Rizieq Shihab itu oleh umat Islam diberi gelar “Imam Besar Umat Islam Indonesia”. Sebagai pahlawan besar Umat Islam (the Big Heros), HRS tentu memiliki peranan yang sangat besar. Langkah dan ucapannya menjadi sumber keputusan bagi ulama dan umat Islam saat ini. Semua ulama di seluruh Indonesia berada di bawah garis komandonya (ulama non gerbong pemerintah).

Pilpres 2019 adalah batu uji atau adu kekuatan antara petahana Jokowi dan penantangnya Prabowo Subianto. Kedua kubu raksasa ini akan saling berhadap-hadapan demi menakhodai Indonesia. Jokowi dan sederet partai pendukungnya akan memasang badan dengan segala perangkat dan instrumen kekuasaannya. Sementara Prabowo akan mendobrak petahana dengan kekuatan barisan ulama dibawah Komando Habib Rizieq Sihab. Dapat diprediksikan pelangi demokrasi di tahun 2019 akan semakin berwarna dan penuh ketegangan.

Jika dibandingkan, Pilkada Jakarta 2017 lalu hanya menggetarkan wilayah Monas dan sekitarnya, maka Pilpres 2019 akan mengguncangkan seluruh wilayah Indonesia.

“Alam dan isinya akan menjadi saksi bisu. Suara gemuruh kalimat takbir yang mengagungkan kebesaran Allah akan terdengar menembus langit, doa dan air matamu akan membanjiri semesta".

Desain politik sudah terbangun, pembentukan koalisi hampir selesai, lalu apa yang harus ditunggu oleh rakyat?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News