Membedah Manfaat IA-CEPA Indonesia dan Australia

Membedah Manfaat IA-CEPA Indonesia dan Australia
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Australia the Hon.Mr.Scott Morrison MP di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8) siang. Foto: FB Setkab RI

Menurut catatan sejarah, relasi dagang antara Indonesia dan Australia telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Pemerintah Australia melalui Konsulat Jenderal Australia di Makassar mencontohkan hubungan antara pesisir Australia Utara dan Pulau Sulawesi, terutama Kota Makassar, secara garis besar ditentukan oleh perdagangan mulai pertengahan abad ke-18.

Pelaut-pelaut andal dari Kota Makassar menyeberangi Laut Arafura setiap tahun demi berdagang dengan penduduk asli Australia.

Komoditas-komoditas yang jadi andalan saat itu adalah teripang, mutiara, dan cangkang kura-kura. 

Seiring berjalan waktu, hubungan dagang kedua negara semakin mesra. Indonesia rajin mengirim barang-barang berupa pakaian jadi dari tekstil dan kayu olahan.

Sementara itu, Australia selalu menjadi pemasok utama komoditas gandum dan daging sapi.

Indonesia dan Australia juga melakukan ekspor dan impor berupa minyak mentah dan hasil minyak. 

Namun demikian, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun lalu Indonesia membukukan defisit neraca perdagangan sebesar 3,49 miliar dolar AS.

Pertemuan antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Istana Bogor, Jumat (31/8), memiliki makna penting

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News