Membuka Cadar-Cadar Penutup Daerah Sensitif

Membuka Cadar-Cadar Penutup Daerah Sensitif
Wonderful Indonesia: Dicky Fabrian (kiri) konsulat Indonesia di Mumbai, dan Noviendi Makalam (paling kanan) dalam suasana table talk di JW Marriot Hotel, Mumbai. Foto: Don Kardono
Sekitar 100 pelaku bisnis pariwisata India diam terpaku sekitar 30 menit. Saat presentasi tentang bagian-bagian paling sensitif dan lekuk-lekuk yang seksi dari objek wisata Indonesia dalam Table Talk di Hotel JW Marriot Mumbai. Ibarat membuka cadar penutup untuk melihat keaslian negeri.

Mulutnya seperti huruf ’’O’’. Tak diucap memang kata-kata ’’Ooo…’’ tersebut. Tapi dari raut muka dan ekspresi kepalanya, yang geleng-geleng ke kiri dan ke kanan, menunjukkan kekagetan mereka akan tourism destinations Indonesia yang tidak hanya Bali.

Sekali lagi, tidak hanya Bali. Ada banyak titik yang amat memikat hati, yang tidak mereka ketahui. Direktur Pemasaran Luar Negeri Ditjen Pemasaran Kemenbudpar, Noviendi Makalam, mengup date kawasan-kawasan baru yang dijamin tidak mengecewakan. Apa aja ada di Indonesia. Lalu menampilkan foto-foto keindahan alam, kebudayaan, events dan segarnya keramahan negeri. Gambar-gambar itu dipadu dengan datadata yang sangat komprehensif sebagai materi promosi yang punya daya pikat. Orang Mumbai pun kaget dengan pertumbuhan jumlah orang India yang terbang ke Indonesia. Sejak 2007, jumlah kunjungannya 123.465 orang.

Tahun 2008 mencapai peak-nya, dengan 155.391 orang. Tahun 2009 sempat turun, hingga 112.267 orang, dan tahun 2010 mulai bangkit dengan 145.179 orang. ’’Karena itu tahun 2011 kami optimis, bisa mencapai target 160 ribu,’’ ucap pria berambut ikal ini ’’Ada banyak pintu masuk menuju Indonesia, sembari menunggu Garuda Indonesia membuka direct flight dari Mumbai atau New Delhi. Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan Thai Airways sudah 7 kali per minggu penerbangan ke Indonesia. Air Asia juga sudah 3 kali per minggu. Artinya, ada banyak pilihan bagi turis India untuk terbang ke Indonesia,’’ papar dia. Airport-nya juga tidak hanya Soekarno- Hatta Jakarta dan Ngurah Rai Denpasar.

Sekitar 100 pelaku bisnis pariwisata India diam terpaku sekitar 30 menit. Saat presentasi tentang bagian-bagian paling sensitif dan lekuk-lekuk yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News