Mengetuk Pintu Langit India dari Mumbai

Mengetuk Pintu Langit India dari Mumbai
Suasana TTF dan OTM di Bombai Exhibition Center di Mumbai, India, tadi malam.
Ada satu fakta mencengangkan tentang India. Jumlah orang kaya di Asia Selatan itu sudah mencapai 350 juta orang. Itu artinya, 100 juta lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia. Economic growth mereka mencapai delapan koma, itu maknanya sudah dua poin lebih tinggi dari capaian Indonesia.

 

Waw, dalam ilmu marketing, India ibarat gadis molek nan seksi. Pantas, negeri yang tersohor dengan film-film Bollywood ini pede pula dengan tagline “Incredible !ndia” (huruf i menggunakan tanda seru, red). Sulit dipercaya, sekalipun fakta itu didukung dengan angka-angka valid. Kalau Anda ke Mumbai, saat ini, kesan yang tertanam dalam benak adalah kotor, berdebu, rumah kumuh, anak-anak pengemis, bau comberan, suara klakson mobil, bajai berargo, taksi dengan mobil-mobil kuno, mirip film Jakarta di tahun 70-an.

Bus kota kotak-kotak, tak berbentuk, nyaris tidak mementingkan nilai estetika dan style. Manusia berjubel, lalulintas yang mirip jalan Casablanca dan Antasari, yang macet cet di pagi dan sore hari, setelah pembangunan flyover di dua kawasan itu. “Ok, horn please!” begitu tulisan-tulisan di belakang mobil besar, seperti truk dan mobil boks. Agak berbeda dengan truk-truk di negeri kita, yang agak lebay, dengan tulisan: “Kutunggu Jandamu!” atau “Rewel? Cerai!”

Jangan sangka film-film India yang sering diputar di televisi itu produk 30 tahun silam. Tokoh-tokoh seperti Tuan Takur, Inspektur Vijay, Arjun, Rama, Khrisna dan sebangsanya itu sesungguhnya potret kondisi masa kini. Itu adalah wajah asli dari negeri si ganteng Shahrukh Khan saat ini. Bukan profil India 10-20 tahun lalu?

Ada satu fakta mencengangkan tentang India. Jumlah orang kaya di Asia Selatan itu sudah mencapai 350 juta orang. Itu artinya, 100 juta lebih banyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News