Memegang Janji Selicin Lumpur

Empat Tahun Berlalu, Banyak Komitmen Belum Terpenuhi

Memegang Janji Selicin Lumpur
Memegang Janji Selicin Lumpur
SIDOARJO - Pada 29 Mei 2010 nanti, empat tahun sudah luapan lumpur panas menyembur di Sidoarjo. Semua berharap, empat tahun adalah masa yang cukup untuk menjernihkan persoalan sehingga penyelesaian mulai menyembul. Sayang, penyelesaian atas bencana yang menenggelamkan 12 desa dan mengusir 30 ribu lebih warganya itu belum kunjung terlihat.

 

Di lokasi bencana yang kini berupa daratan tertutup lumpur seluas 620 hektare, berbagai masalah masih silang sengkarut dengan penanganan yang tambal sulam. Para pihak yang seharusnya bertanggung jawab sepertinya berharap kepada kebaikan sang waktu, yang seakan memindah berbagai tragedi empat tahun lalu, ke bawah lapis-lapis peristiwa yang didesain seakan mendesak hari-hari ini. Laporan ini adalah ikhtiar melawan lupa dan menyampaikan suara hati para korban yang cenderung diam karena letih dan berharap keajaiban.

:TERKAIT Sumber masalah, yakni semprotan lumpur dari perut bumi, belum kunjung ada indikasi berhenti. Namun, upaya penutupan pusat semburan sudah distop seiring dengan tenggelamnya tanggul cincin yang mengitarinya pada Februari 2009. Padahal, mengutip data Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) per 1 Mei 2010, setiap hari semburan itu membawa keluar material sebanyak 75.000 sampai 100.000 meter kubik atau setara dengan muatan 15.000 sampai 20.000 truk.

 

Kini, satu-satunya upaya membatasi terus meluasnya luapan lumpur yang volumenya sudah mencapai 12 juta meter kubik tersebut hanya membuangnya ke Kali Porong di selatan pusat semburan. Dengan kemampuan buang hanya 10 ribu meter kubik atau hanya 10 persen dari volume lumpur yang menyembur, upaya itu bisa dinilai tidak berarti sama sekali.

SIDOARJO - Pada 29 Mei 2010 nanti, empat tahun sudah luapan lumpur panas menyembur di Sidoarjo. Semua berharap, empat tahun adalah masa yang cukup

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News