Menag: Ada Bukti Baru, Putusan untuk Al-Zaytun Bisa Diubah

Menag: Ada Bukti Baru, Putusan untuk Al-Zaytun Bisa Diubah
Menag: Ada Bukti Baru, Putusan untuk Al-Zaytun Bisa Diubah
Menanggapi hal itu, SDA mengaku sulit menghubungkan Al-Zaytun dengan NII. Meski hanya berkunjung enam jam di pesantren elit tersebut, menurut Menag, dirinya bisa menilai bahwa sistem pendidikannya bebas radikalisme.

"Sistem pendidikannya dikelola dengan manajemen modern. Selama saya berkunjung ke pondok pesantren lainnya, saya tidak melihat model pengajaran seperti Al-Zaytun. Pendidikan Islam-nya dipadukan dengan sistem modern. Ditambah dengan kondisi sekolahnya, dari SD sampai PT sangat mewah," urai SDA.

Mengenai hasil investigasi Kemenag dengan MUI, menurut SDA, sebenarnya tidak ada perbedaan. Pasalnya menurutnya, Kemenag hanya menyelidiki soal sistem pendidikannya, sedangkan MUI menyelidiki sistem pendidikan dan pola kepemimpinannya. Dari segi pendidikan itulah menurutnya, hasil investigasi MUI dan Badan Litbang Kemenag itu sama, yakni tidak ada ajaran yang berbau radikalisme.

"Kemenag dalam melakukan investigasi tidak sembarangan. Mulai (dari) murid, pengajar, kurikulum, masyarakat sekitar, dan lain-lain, kami selidiki. Dan ternyata, santri Al-Zaytun selalu berinteraksi dengan dunia luar," ucapnya.

JAKARTA - Keputusan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) bahwa Pondok Pesantren Al-Zaytun bersih dari kegiatan NII, dipertanyakan oleh sebagian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News