Menakar Geliat Pertumbuhan Ekonomi Jokowi

Menakar Geliat Pertumbuhan Ekonomi Jokowi
Presiden Joko Widodo di Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya. Foto: Biro Pers

Dalam kebijakan ekonomi luar negeri, Trump menerapkan bea impor tinggi kepada Tiongkok. Tujuannya adalah untuk keadilan perdagangan sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan.

Kondisi yang ada telah membuat pertumbuhan ekonomi global terus direvisi turun. Untuk tahun ini dan tahun depan, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi turun pertumbuhan dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen.

Revisi dari IMF yang selalu tecermin dalam realisasi pertumbuhan ekonomi dunia tak ayal bakal berdampak kepada ekonomi dalam negeri.

Belum lagi faktor-faktor lainnya dari sisi geopolitik yang sering kali di luar dugaan.

Kendati begitu, pertumbuhan ekonomi itu telah diikuti capaian yang positif dari sisi penurunan kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sekaligus. Rasio gini pada 2014 sempat mencapai 0,41, sekarang menurun menjadi 0,38.

 

Tatap ke depan

Sekarang, ketimbang menatap yang sudah berlalu, lebih baik menatap ke depan. Semua pihak, terutama pemerintah, harus tetap fokus. Apalagi, akhir pemerintahan Jokowi-JK hanya kurang dari 12 bulan.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) secara resmi menginjak usia empat tahun pada 20 Oktober 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News