Menangis Terisak di Komisi III, Ibu Almarhum Yusuf Kardawi: Di Mana Keadilan untuk Saya?

Menangis Terisak di Komisi III, Ibu Almarhum Yusuf Kardawi: Di Mana Keadilan untuk Saya?
Mahasiswa di Kendari, Sultra menggelar demo, beberapa waktu lalu. Foto: Antara/Harianto

Dia lantas bertanya lagi kenapa pengusutan kasus Yusuf terhambat. Lalu, kata Endang, pihak kepolisian menjawab karena terkendala tidak adanya saksi. 

Menurut Endang, berdasar keterangan yang diperolehnya dari polisi, anaknya meninggal akibat benda tumpul.

"Pertanyaan saya apa di TKP hanya batu, pak. Batu sebesar apa yang bisa  menghancurkan kepala Yusuf sampai pendarahan? Batu di TKP hanya sekepal, dan tidak mungkin menghancurkan kepalanya sampai lima retakan yang tak beraturan," paparnya. 

Dia meminta polisi mengedepankan rasa kemanusiaan dalam mengusut kematian anaknya tersebut. 

Dia menuntut polisi menangkap pelaku yang telah menewaskan anaknya. "Yang saya tuntut ini pelakunya. Kalau korban meninggal, mungkin sudah takdir, sudah jalan anak saya tetapi caranya pak yang saya  tidak terima," ujarnya sembari menangis. 

Dia menegaskan 19 tahun membesarkan, dan merawat Yusuf, tetapi hanya dalam waktu hitungan jari anaknya tewas dengan cara yang tidak wajar.

"Di mana keadilan untuk saya, pak, di mana?  Yusuf anak pertama saya, anak kebanggaan saya dan menjadi tumpuan harapan saya yang akan menjaga saya dan akan merawat adik-adiknya, seketika hilang pak," ungkapnya.

Dia mengatakan dua bulan lebih berlalu tanpa kejelasan pengungkapan kasus Yusuf. Endang mengaku setiap hari menangis.

Keluarga mahasiswa Universitas Halu Oleo almarhum Yusuf Kardawi dan Immawan Randi mengadu ke Komisi III DPR.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News