Mencoba Hotel 'Kempinski' Indonesia yang Baru (2)

Kamar Bersih dan Nyaman, Sayang Sulit Buang Kulit Pisang

Mencoba Hotel 'Kempinski' Indonesia yang Baru (2)
Ilustrasi: disway.id
Saya menduga, lantai kamar mandi itu dipasang kurang kurang sempurna sehingga airnya kurang plas menghilang ke lubang. Maka dibikinkanlah parit kecil di sekelilingnya. Semoga dugaan saya itu salah. Tapi apa dong? Bukankah parit keliling itu bisa membuat kesan kebersihan kamar mandi itu terganggu? Tentu semua itu soal kecil. Yang penting tidak ada air menggenang selama kita showeran di situ.

Saya juga selalu menilai handuk di setiap hotel. Enak atau tidak di badan. Di Hotel Kempinski Indonesia ini handuknya cukup enak di badan -meski juga belum seenak di hotel yang sering jadi langganan saya yang harganya setaraf dengan itu. Timbangan badan di kamar itu (juga dari kaca) berfungsi dengan baik. Kaca pembesar di kamar mandi itu juga baik.

Tapi tempat sampah di kamar mandi itu menganggu kenyamanan. Tempat sampah itu tertutup dan letaknya dua langkah dari wastafel. Untuk membuang sampah ke situ kita harus menginjakkan kaki ke ontelan di bagian bawahnya agar tutup tempat sampah itu membuka. Ini menyulitkan bagi orang yang biasa sekali waktu mengerjakan dua pekerjaan. Misalnya saja orang yang setelah bersikat gigi ingin membuang sikat giginya ke tempat sampah sambil mulutnya masih penuh dengan pasta. Masak orang harus melangkah ke tempat sampah itu untuk menginjakkan kaki sambil mulutnya penuh dengan busa pasta. Kalau tempat sampah itu tidak bertutup, orang tinggal melemparkannya saja tanpa harus bergeser dari wastafel.

Dasar penghuni hotel yang pemalas! (bersambung).

BEGITU masuk kamar, bau cat masih terasa. Tidak apa-apa. Memang Hotel Kempinski Indonesia ini (d/h Hotel Indonesia) masih belum genap satu bulan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News