Mendagri Heran Kok Indonesia selalu Impor Sapi dari Australia, Padahal...

Mendagri Heran Kok Indonesia selalu Impor Sapi dari Australia, Padahal...
Mendagri Tjahjo Kumolo. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo tidak habis pikir, mengapa Indonesia selalu mengimpor daging sapi dari Australia. Padahal diketahui harga impor sapi dari India dan Selandia Baru lebih murah. 

 "Pak Presiden cukup serius dalam hal ini. Mendatangkan (sapi,red) dari India dan Selandia Baru lebih murah. Kenapa kok kita (Indonesia, red) datangkan selalu dari Australia," ujar Tjahjo, Senin (6/6) petang.

Menghadapi kondisi yang ada, Presiden Joko Widodo kata Tjahjo telah memberi arahan. Agar memangkas jalur pengadaan daging sapi impor. Dengan demikian, harga bisa ditekan di bawah Rp 100/kilogramnya. 

"Untuk Jakarta saja, itu kebutuhannya 23 ribu ekor per hari. Dari kebutuhan itu hanya 30 persen yang bisa dipasok dari dalam negeri," kata Tjahjo.

Selain kebutuhan daging sapi, Presiden Joko Widodo kata mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini, juga sangat serius melihat harga cabai, bawang putih dan bawang merah.

"Untuk harga cabai, yang paling tinggi itu di Sumatera Barat. Tapi efeknya enggak itu saja. Ini saya kira harus segera diselesaikan," ujarnya. 

Menurut Tjahjo, pemerintah kini telah melakukan pemetaan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bawang merah wilayah Sulawesi hingga daerah-daerah lain di bagian Indonesia timur, hasil panen dari Sulawesi Selatan sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan yang ada. 

"Logikanya pasokan melimpah, tapi kenapa harga tetap tinggi. Makanya kami minta seluruh kepala daerah harus memonitor terus pasar pasar di daerah. Pasokannya gimana, jadi kalau memang ada kecenderungan menipis, ya segera koordinasi dengan Bulog. Saya enggak bilang ini permainan, setiap tahun memang naik. Tapi tahun ini kenaikannya luar biasa banget," ujar Tjahjo.(gir/jpnn)

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo tidak habis pikir, mengapa Indonesia selalu mengimpor daging sapi dari Australia. Padahal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News