Mendikbud: Guru Sejarah Terlalu Banyak Ceramah

Mendikbud: Guru Sejarah Terlalu Banyak Ceramah
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengkritisi cara guru sejarah mengajar.

Menurut dia, guru sejarah terlalu banyak berceramah dan bertutur. Padahal fungsi utamanya memberikan pendidikan sejarah perjuangan bangsa.

"Kelemahan guru sejarah itu ada di cara mengajar, terlalu banyak ceramahnya. Sebenarnya kemampuan guru sejarah di Tanah Air sudah mumpuni. Namun, terlalu monoton sehingga membuat siswa bosan," kata Muhadjir, Selasa (29/8).

Guru sejarah, lanjutnya, bukan pendongeng, bertutur. Yang penting update lagi kemampuan metodologinya, jangan monoton dengan satu jalur berkisah.

Muhadjir meminta guru-guru menyadari posisinya sebagai seorang guru sejarah. Dia juga mengusulkan kisah-kisah sejarah supaya dipanggungkan.

Guru harus menciptakan suasana bagaimana anak-anak menghayati masa lampau dengan membuat panggung sejarah pada masa kini.

Peserta didik diberikan peran sesuai episode sejarah perjuangan bangsa yang diajarkan.

"Bayangan saya sejarah bisa dipenggal beberapa episode, siswa main peran, dan skenario atas nama guru. Ini akan mudah dipahami siswa dibanding harus mendengarkan ceramah guru," ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengkritisi cara guru sejarah mengajar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News