Menebus Dosa Masa Lalu, Kini Omzet Bisa Rp 800 Juta per Bulan

Menebus Dosa Masa Lalu, Kini Omzet Bisa Rp 800 Juta per Bulan
Ikhwan Arief berdiri di rumah apung Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: JAWA POS PHOTO

Setelah cukup banyak yang berminat, program transplantasi terumbu karang dimulai. Bibitnya diambilkan dari terumbu karang di kawasan lain yang masih sehat. Juga, membuat terumbu karang buatan dari beton.

Ikhwan dkk juga membuat program marine education di sekolah-sekolah. ’’Kami urunan untuk beli alat tulis, permen, atau yang lain untuk menarik minat para siswa,’’ ujarnya.

Dalam beberapa tahun, kondisi kawasan terumbu karang semakin sehat. Ikan-ikan mulai berdatangan kembali.

Bahkan, ikan langka seperti rhinopias yang per ekornya bisa dihargai Rp 500 ribu–Rp 1 juta dan angelfish muncul.

Begitu pula ikan badut atau yang sering disebut ikan nemo. Mereka bermunculan sepanjang waktu setelah hanya muncul di waktu tertentu.

Pendapatan dari pariwisata juga diputar terus. Dalam dua tahun, omzetnya membengkak. ’’Omzet kami rata-rata per bulan Rp 500 juta,’’ tuturnya.

Pernah pula tembus Rp 800 juta sebulan. Pendapatan itu diperoleh dari berbagai fasilitas, termasuk homestay, kuliner, peralatan snorkeling, dan sejumlah potensi lain.

Dari sana biaya untuk konservasi diambil. Namun, bila ada yang masih ingin adopsi terumbu karang, misalnya, dipersilakan. Namun, tidak lagi ditarget nominal tertentu.

Bom ikan itu hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah Ikhwan Arief. Korek pun sudah siap. Tinggal dinyalakan nelayan yang mengancamnya, habislah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News