Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, 'Republik' Pertama di Indonesia (1)

Bertahan 107 Tahun sebelum Dihancurkan Belanda

Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, 'Republik' Pertama di Indonesia (1)
Klenteng Lo Fang Pak, di Sungai Purun Besar, Kecamatan Sungai Pinyuh, Pontianak. Klenteng ini merupakan sisa peninggalan dari era kejayaan Lo Fang Pak, pemimpin Republik Lan Fang di Kalimantan Barat. Foto : Hendra Eka/JAWA POS
Meski demokrasi, ada aturan bahwa yang boleh menjabat presiden adalah orang Hakka yang berasal dari daerah Ka Yin Chiu atau Thai Pu. Selain itu, mereka memiliki bendera yang berbentuk persegi empat berwarna kuning dengan tulisan dalam bahasa Mandarin yang berbunyi Lan Fang Ta Tong Chi.

Untuk pakaian, Lan Fang menerapkan aturan yang berbeda antara pejabat tinggi dan rendah. Kalau pejabat tinggi berpakaian ala Tiongkok, pakaian model Barat diperuntukkan bagi pejabat yang lebih rendah. Tidak lupa, agar arus perdagangan makin lancar, dibentuklah sebuah sistem transportasi.

Di tempat terpisah, Any Rahmayani, peneliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak, menyebutkan, dalam buku berbahasa Belanda yang dia bawa dikatakan: vermoedelijk heeft de Panembahan van Mampawah tusschen 1740 en 1745 een 20ital chineezen uit Broenei laten komen, om voor zijn rekening goud te zoeken aan de Soengei Doeri.

Jika diterjemahkan, artinya: Panembahan Mempawah pada 1740 dan 1745 mengundang 20 orang Tiongkok dari Brunei untuk melihat kandungan emas yang ditemukan di Sungai Duri. Setelah itu, banyaknya kandungan emas membuat pertambangan butuh banyak pekerja. Terus berdatanganlah orang Tiongkok.

Mereka datang sebagai bujangan karena ada larangan membawa istri kalau mau menjadi pekerja di Kalimantan. Begitu juga dengan Lo Fang Pak bersama 100 orang lainnya, mereka bertujuan untuk menambang emas. "Kalau di wilayah Panembahan Mempawah ada tambang di daerah Mandor, di sanalah ada Lan Fang," terangnya.

Sama dengan Fuad, Any membawa berbagai referensi buku untuk menjelaskan semua itu kepada Jawa Pos. Sebab, tak banyak referensi yang menceritakan republik pertama tersebut. Terutama dari buku-buku terbitan masa kini. Satu kesepakatan di antara keduanya adalah sistem republik yang dianut Lan Fang.

"Pemimpinnya selalu diganti dan dipilih melalui sistem pemilihan. Perekrutan pekerja dan pembagian hasil juga yang paling baik," urainya. Soal penyebab Lan Fang terus menguat, perempuan berjilbab tersebut mengungkapkan bahwa itu terjadi karena kerajaan-kerajaan saat itu tak mau tahu.

Selama setoran upeti lancar, mereka tidak mau tahu apa yang terjadi dalam kongsi-kongsi tersebut. Jadi, Lan Fang berhasil mengembangkan wilayah dengan luas serta memiliki kepercayaan rakyat yang tinggi. Karena itu, Any menyebutkan bahwa keberadaan Republik Lan Fang seperti duri dalam daging.

Jauh sebelum negara Indonesia terbentuk, di Kalimantan Barat berdiri sebuah republik. Negara de jure itu didirikan pada 1777 oleh Lo Fang Pak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News