Mengapa Rezim Erdogan Terus Menindas Simpatisan Gulen?

Mengapa Rezim Erdogan Terus Menindas Simpatisan Gulen?
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

"Gulen adalah seorang pendakwah yang sangat berpengaruh dan menggunakan popularitas ini untuk menciptakan jaringan pendidikan dan mempromosikan keterlibatan antaragama," kata Antepli.

Ia menambahkan bahwa interpretasi Gulen tentang Islam menekankan pendidikan gaya Barat, nilai-nilai demokrasi, dan hubungan antaragama.

Gerakan Gulen dikenal di Turki sebagai Hizmet, yang berarti "layanan". Pengikut Gulen menjalankan sekolah di Turki dan di seluruh dunia, dengan lebih dari 100 lembaga pendidikan di AS.

"Sekolah-sekolah ini terbuka untuk siswa dari semua latar belakang dan bertujuan untuk memberdayakan siswa melalui sains, seni, dan pendidikan bahasa dengan memperhatikan lingkungan yang saling menghormati untuk berbagai agama, etnis dan budaya," kata Alp Aslandogan, anggota dewan Institut Gulen dan pimpinan Aliansi Nirlaba untuk Nilai Bersama yang berbasis di New York.

Menurut Antepli, Gerakan Gulen dapat dibandingkan dengan ordo religius Yesuit dalam agama Katolik, sebuah kelompok yang juga dikenal karena fokus pendidikan.

Gulen pernah bertemu dengan pemimpin Katolik Paus Yohanes Paulus II, serta Kepala Rabi Israel Eliyahu Bakshi-Doron, untuk membahas dialog antaragama pada tahun 1998.

Tahun berikutnya Gulen melarikan diri ke AS setelah dianiaya oleh pejabat militer di Turki. Hingga kini ia masih tinggal di Pennsylvania.

Mengapa Erdogan menganggap gerakan Gulen sebagai ancaman?

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak henti-henti menjebloskan para pengkritiknya ke dalam bui. Pekan ini saja, pemerintah sudah menerbitkan surat penangkapan untuk 400 orang.

Sumber Al Arabiya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News