Mengenali Dampak Sindrom FOMO Terhadap Pelajar

Mengenali Dampak Sindrom FOMO Terhadap Pelajar
Smartphone. ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

Rahmawati menambahkan, penelitian dilakukan di Perpustakaan Man Insan Cendekia Serpong selama hampir tiga bulan, dari bulan Maret sampai bulan Mei 2016. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan dan mengisi kuesioner tentang sikap remaja terhadap fenomena media sosial dan gadget kepada 30 responden pengunjung perpustakaan di Man Insan Cendekia Serpong. Angket diisi oleh 30 responden yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.

"Berdasarkan quisioner yang diisi oleh siswa-siswi pengunjung perputakaan, syndrome FOMO atau lebih dikenal kecanduan internet untuk siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong tidak berpengaruh dikarenakan peraturan tidak diizinkan membawa handphone sehingga mambatasi ruang bagi siswa-siswi untuk terkena syndrome FOMO," ucapnya.

Di tempat sama, Elsita menegaskana, sindrom FOMO tidak akan berpengaruh terhadap siswa di lembaga pendidikan berupa asrama pondok pesantren yang memiliki aturan mengikat, tidak mengizinkan setiap siswanya membawa handphone.

Menurut Elsita, MAN Insan Cendekia Serpong ini memiliki aturan-aturan yang mengikat dan wajib ditaati oleh peserta didiknya. Salah satu peraturannya adalah siswa dan siswi tidak diizinkan membawa handphone. Kegiatan memegang handphone hanya dilakukan siswa-siswinya saat sedang berada di rumah.

“Sehingga para siswa tidak banyak terpaku pada handphone ketika sedang berada di lingkungan asrama. Pikiran mereka pun dapat terfokus hanya untuk belajar,” tutupnya.(fri/jpnn)


Tiga mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi Universitas YARSI, yakni Yulia Zahra Yamini, Rahmawati dan Elsita Yusera melakukan penelitian tentang


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News