Menggelembung, Biaya e-KTP Akan Dipangkas
Hasil Studi Banding Komisi II DPR ke India
Rabu, 11 Mei 2011 – 09:50 WIB
Menurut dia, penghitungan kembali itu sangat penting untuk menghindarkan potensi korupsi atau mark up anggaran. Apalagi, lanjut Akbar, dalam perencanaan e-KTP di Indonesia, rencananya chip yang digunakan hanya berkapasitas 8 KB. Padahal, India menggunakan chip berkapasitas 2 MB yang berarti 250 kali lebih besar.
Baca Juga:
’’Kami lihat e-KTP di India begitu multifungsi, bisa untuk asuransi, bayar mobil, kesehatan, pendidikan. Kita saja yang membuat ribet sendiri,’’ katanya.
Dia menambahkan rombongannya kini tengah menyusun laporan yang utuh atas kunker itu. ’’Secepatnya akan kami serahkan ke Sekjen dan dilaporkan kepada publik,’’ janji Akbar.
Terkait pelaksanaan kunker, secara terpisah, anggota Komisi II lainnya A. Malik Haramain mendukung agar pimpinan Pimpinan DPR kedepan melakukan audit terhadap kunjungan-kunjungan ke luar negeri. Audit ini menyangkut efektifitas kunjunan, anggaran kunjungan, maksud dan target kunjungan, serta negara tujuan.
Pimpinan, lanjut dia, juga perlu membuat mekanisme kunjungan kerja yang transparan. ’’Terutama untuk ke publik,’’ ujar Malik Haramain.
JAKARTA - Seandainya DPR tidak ’kucing-kucingan’ dan mau memberi penjelasan secara terbuka saat hendak berangkat studi banding
BERITA TERKAIT
- Patung Banteng Tertancap Anak Panah di Lokasi Rakernas V PDIP Menarik Perhatian
- Puluhan Ribu Kader MKGR Siap Menangkan Zaki di Pilkada Jakarta
- Erick Thohir Antusias dengan Program Makan Bergizi Gratis dari Prabowo-Gibran
- Puan Maharani Bakal Beri Pengarahan di Hari Pertama Rakernas V PDIP
- Berpuisi di Arena Rakernas, Komarudin Ingatkan Kader PDIP Tak Jadi Pengkhianat
- Hasto: Olahraga Tidak Mengenal Jalan Pintas dan Politik Karbitan