Mengharukan, Anak Takut dan Menangis Saat Orang Tua Datang

Mengharukan, Anak Takut dan Menangis Saat Orang Tua Datang
Ilustrasi. FAJAR/RADAR SURABAYA

jpnn.com - TIDAK sedikit pasutri yang memilih untuk menitipkan anaknya ke orang tua. Biasa karena memiliki kesibukan yang luar biasa. Salah satunya adalah Karin, 40 dan Donwori, 45 (keduanya samaran). Demi fokus kerja di Jakarta, mereka menitipkan sang anak, Donlesi di desa. Ternyata, saking kelamaannya, Donlesi pun tak menganggap Karin dan Donwori, sebagai orang tuanya. 

Hampir 10 tahun lamanya, Donlesi tak pernah mendapatkan pelukan manja dari Karin dan Donwori. Donlesi pun takut dan menangis ketika melihat Karin dan Donwori datang ke rumahnya.

“Nelongso aku. Aku sudah frustasi lihat anak tidak mau memeluk dan mencium. Padahal, aku kangen banget sama anak-anak,” kata Karin. 

Seakan ingin menumpahkan air matanya, Karin yang menemani kakaknya sedang mengurus warisan tampak galau. Rencana cutinya menemani sang anak sakit dan ingin memeluknya justru mendapatkan siksaan batin yang berlimpah. 

Donlesi tidak bisa dipisah oleh kakek dan neneknya. Akhirnya, proses ahli waris itu diwakilkan ke Karin dan kakaknya.

Donlesi yang terkena leukimia dan dirawat di RSUD dr Soetomo tak mau ditemani oleh Karin. Donlesi hanya mau ditemani nenek dan kakeknya yang sudah tua renta. 

“Saya di sini menangis seperti ini bukan ngurus gugatan atau apa. Tapi, mikir kondisi anak, masak dalam kondisi yang seperti itu dia masih tidak mau memeluk saya. Nelongso banget aku,” kata Karin kepada kakaknya dan Radar Surabaya. Matanya terus merah dan berkali-kali sibuk menelepon suaminya di Jakarta. 

Karena sikap si anak itu, Karin berniat untuk berhenti bekerja di Jakarta. Karin ingin menemani anak semata wayangnya yang kondisinya makin hari makin memburuk. 

TIDAK sedikit pasutri yang memilih untuk menitipkan anaknya ke orang tua. Biasa karena memiliki kesibukan yang luar biasa. Salah satunya adalah Karin,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News