Mengulas Dampak Perang Dagang AS vs Tiongkok Bagi Indonesia

Penurunan PDB Tiongkok akan mengoreksi ekspor Indonesia sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik.
Berdasar studi Ibrahim (2012), penurunan satu persen PDB Tiongkok akan menurunkan PDB Indonesia 0,14 persen.
Di sisi lain, penurunan satu persen PDB Amerika akan menurunkan PDB Indonesia 0,05 persen.
Artinya, PDB RI akan terkoreksi secara bersamaan kurang lebih 0,19 persen tanpa contagion effect.
’’Efek ini akan lebih besar apabila menjalar ke negara-negara lain yang kemudian berdampak bagi Indonesia,’’ jelasnya.
Peneliti Indef Andry Satrio Nugroho menambahkan, Belt Road Initiative (BRI) akan memberikan dampak pada sektor perdagangan dan industri Indonesia.
BRI dari segi perdagangan dan industri merupakan investasi Tiongkok dalam bentuk infrastruktur di Jalur Sutra.
Tiongkok sendiri merupakan mitra dagang utama Indonesia. Frekuensi perdagangan antara kedua negara ini tertinggi di antara mitra dagang lain, yakni USD 72,6 miliar pada 2018.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok dipastikan memberi dampak bagi negara lain, termasuk Indonesia.
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
- Kinerja 2024 Moncer, Jasindo Perkuat Peran Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Literasi Asuransi
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif