Mengulas Dampak Perang Dagang AS vs Tiongkok Bagi Indonesia

Mengulas Dampak Perang Dagang AS vs Tiongkok Bagi Indonesia
Terminal peti kemas. Foto: Humas Bea Cukai

Komoditas utama yang diimpor Indonesia dari Tiongkok adalah peralatan elektronik, mesin, dan besi baja. Lalu, yang diekspor Indonesia adalah produk sawit dan batu bara.

Dari sektor industri, kawasan ekonomi khusus (KEK) yang cukup pesat perkembangannya di Indonesia saat ini adalah KEK Morowali.

Daerah itu menjadi pusat hilirisasi nikel terbesar di Indonesia. Kontribusi tersebut tidak terlepas dari Tiongkok dan BRI-nya.

Bukan hanya perusahaan, tenaga kerja asing juga berasal dari Tiongkok. Namun, tidak semua KEK perkembangannya baik. Salah satunya KEK Sei Mangkei yang fokus pada hilirisasi sawit.

’’Namun, tentu perlu waspada bahwa hilirisasi sawit bisa saja tidak terjadi dan justru memberikan kesempatan bagi Tiongkok untuk mengeruk peluang mendapatkan CPO dengan harga murah,” ujarnya.

Untuk itu, Andry menekankan, ke depan kerja sama dengan Tiongkok melalui BRI seharusnya bukan lagi pembangunan infrastruktur yang memudahkan barang mereka langsung dikonsumsi masyarakat, melainkan kerja sama yang bertujuan pada pengembangan industri domestik yang berbasis ekspor. (ken/c17/oki)


Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok dipastikan memberi dampak bagi negara lain, termasuk Indonesia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News