Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor

Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional

Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
TEKUN: Para calon mubaligh Ahmadiyah saat belajar di ruang bahasa dan komputer di kampus Jamiah Ahmadiyah Indonesia di Parung, Bogor, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Hidayat menuturkan, sebagai mubalig, dirinya harus siap ditugaskan ke mana pun. Ada satu bidang dalam struktur Ahmadiyah yang bertugas memutasi para mubalig. Setiap diperintah untuk bertugas ke daerah-daerah, mereka tidak boleh menolak. Sebab, penugasan tersebut sudah pasti dipertimbangkan. "Kami harus sami?na wa ato?na (kami dengar, kami taat, Red)," tegasnya.

Mubalig Ahmadiyah bertugas menyampaikan ajaran Ahmadiyah. Yakni, tentang kehadiran Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi yang tanpa membawa syariat baru. Mereka biasanya mengajak masyarakat berdiskusi. Kalau tidak tertarik, mereka tidak akan memaksa. "Kami membawa Islam dengan kedamaian," katanya.

Di Cisalada, Hidayat tinggal bersama istrinya. Dia menempati rumah seluas 120 meter persegi dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, satu dapur, dan satu ruang tengah. Rumah bercat kuning kalem tersebut merupakan rumah dinas. Seluruh mubalig yang ditugaskan di daerah-daerah pasti mendapat fasilitas tersebut.

Rumah Hidayat didirikan di atas lahan seluas sekitar 400 meter persegi. Selain rumah Hidayat, di atas lahan itu dibangun gedung mungil untuk playgroup, taman kanak-kanak (TK), serta tempat pendidikan untuk anak SD kelas 1?3 setara madrasah ibtidaiyah. Di antara rumah dan gedung TK-SD itu terdapat lapangan badminton. "Buat olahraga sama teman-teman sekampung," ujarnya.

Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News