Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor

Punya Stasiun Televisi, Kampus, hingga KTP Internasional

Mengunjungi Kampung Ahmadiyah di Cisalada, Bogor
TEKUN: Para calon mubaligh Ahmadiyah saat belajar di ruang bahasa dan komputer di kampus Jamiah Ahmadiyah Indonesia di Parung, Bogor, Jawa Barat. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Dia menjelaskan, para mubalig Ahmadiyah tak hanya disiapkan untuk berdakwah di Indonesia, tapi juga di negara-negara di Asia Tenggara. Karena itu, mereka minimal bisa berbahasa Inggris, Urdu, dan Arab. Setiap ditugaskan ke luar negeri, bisa dipastikan mereka mampu berbahasa daerah setempat.

"Sebab, mereka pasti akan bertemu mubalig yang sudah sembilan tahun menetap di sana. Mereka akan belajar berbahasa kepada mubalig senior untuk kemudian berdakwah ke wilayah lain," ungkap Munirul.

Salah seorang mubalig yang pernah bertugas ke luar negeri adalah Ahmad Hidayat. Lelaki 47 tahun itu sudah berkeliling untuk berdakwah mulai Thailand, Kamboja, Sulawesi, dan beberapa daerah di Jawa. Dia menguasai bahasa Inggris, Khmer, dan Urdu. "Sekarang, saya di sini sudah dua tahun," jelas Hidayat saat ditemui di kediamannya di kampung Ahmadiyah di Desa Cisalada pekan lalu.

Dia lantas mengambil buku besar berwarna pink. Buku tersebut terlihat aus dengan cover plastik yang sedikit robek dan kertas yang menguning. "Ini kamus bahasa Khmer dalam bahasa Inggris. Ini pegangan saya waktu berdakwah di Kamboja," ungkap bapak tiga anak tersebut.

Jumlah jamaah Ahmadiyah di Indonesia diklaim mencapai 500 ribu orang. Mereka tersebar di 330 cabang di seluruh wilayah Nusantara. Para penganut Ahmadiyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News