Mengunjungi Pesantren Al-Zaytun bersama Menag, ketika Gencar Dituduh Markas NII
Ada "Paspor" untuk Keluar-Masuk hingga 500 Ribu Pohon Jati
Kamis, 12 Mei 2011 – 08:08 WIB
Di Indonesia, mungkin hanya Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, yang penjagaannya sangat ketat. Apalagi, ketika pondok itu disebut-sebut sebagai markas NII (Negara Islam Indonesia) Komandemen Wilayah IX (KW IX). Kalaupun wartawan kemarin bisa masuk ke pondok tersebut, itu karena ikut rombongan menteri agama.
Hilmi Setiawan-Agung Putu, Indramayu
KEMEGAHAN Kemegahan Ma"had Al-Zaytun terlihat sejak belasan kilometer menjelang kompleks pesantren. Kubah Masjid Rahmatan Lil"Alamin, masjid enam lantai yang mampu menampung 150 ribu jamaah itu, tampak menonjol di hamparan pesawahan. Ketika dilihat lebih dekat, rimbunnya pepohonan di balik pagar kompleks pesantren seluas 1.200 hektare tersebut menghalangi pandangan langsung ke bangunan-bangunan di areal pondok.
Tak sembarang orang bisa masuk kompleks pesantren. Kompleks seluas itu hanya memiliki satu pintu utama yang dijaga belasan petugas berseragam hitam-hitam. Dari pengalaman Jawa Pos, mungkin baru Al-Zaytun pesantren yang dijaga begitu ketat.
Puluhan petugas lain berjaga di sekeliling pesantren. Tanpa ada perjanjian khusus dengan pengurus pondok, kecil kemungkinan orang luar bisa masuk.
Di Indonesia, mungkin hanya Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, yang penjagaannya sangat ketat. Apalagi, ketika pondok itu disebut-sebut
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri