Mengunjungi Pesantren Al-Zaytun bersama Menag, ketika Gencar Dituduh Markas NII
Ada "Paspor" untuk Keluar-Masuk hingga 500 Ribu Pohon Jati
Kamis, 12 Mei 2011 – 08:08 WIB
Tentang materi pendidikan sendiri, pesantten yang mengelola pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi itu berlandaskan Alquran dan hadis. Selain itu, pesantren yang beroperasi sejak 1999 itu mengajarkan materi keindonesiaan.
Panji menjelaskan, dia punya cara lain untuk mengenalkan sistem pemerintahan kepada para santri. Yaitu, membentuk sistem presiden santri. Presiden di Al-Zaytun itu juga dibantu beberapa menteri. Panji menilai, tidak ada yang salah atau sampai menjurus makar dengan konsep tadi. "Perusahaan taksi saja dipimpin oleh presiden dan tidak ada yang mempersoalkannya," kata Panji.
SDA sendiri tidak memandang negatif sistem presiden dan menteri di Al-Zaytun. "Partai politik saja punya pemimpin, yang posisinya bisa seperti presiden," terang SDA. (c2/kum)
Di Indonesia, mungkin hanya Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, yang penjagaannya sangat ketat. Apalagi, ketika pondok itu disebut-sebut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor