Mengunjungi Pesantren Al-Zaytun bersama Menag, ketika Gencar Dituduh Markas NII

Ada "Paspor" untuk Keluar-Masuk hingga 500 Ribu Pohon Jati

Mengunjungi Pesantren Al-Zaytun bersama Menag, ketika Gencar Dituduh Markas NII
Menag Surya Dharma Ali bersama Panji Gumilang di Pondok Alzaitun, kemarin (11/5). Foto; Hilmi Setiawan / JAWA POS

Tentang materi pendidikan sendiri, pesantten yang mengelola pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi itu berlandaskan Alquran dan hadis. Selain itu, pesantren yang beroperasi sejak 1999 itu mengajarkan materi keindonesiaan.

Panji menjelaskan, dia punya cara lain untuk mengenalkan sistem pemerintahan kepada para santri. Yaitu, membentuk sistem presiden santri. Presiden di Al-Zaytun itu juga dibantu beberapa menteri. Panji menilai, tidak ada yang salah atau sampai menjurus makar dengan konsep tadi. "Perusahaan taksi saja dipimpin oleh presiden dan tidak ada yang mempersoalkannya," kata Panji.

    

SDA sendiri tidak memandang negatif sistem presiden dan menteri di Al-Zaytun. "Partai politik saja punya pemimpin, yang posisinya bisa seperti presiden," terang SDA. (c2/kum)

Di Indonesia, mungkin hanya Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, yang penjagaannya sangat ketat. Apalagi, ketika pondok itu disebut-sebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News