Menjadi Jutawan Muda dengan Bertani

Menjadi Jutawan Muda dengan Bertani
Mardiana, salah satu agropreneur komoditas jamur tiram asal Maros, Sulawesi Selatan menjadi pembicara Bincang Asyik Pertanian (Bakpia) di Polbangtan, Gowa, Jumat (17/5). Foto: Kementan

Usahanya berbuah manis. Lima tahun terakhir, permintaan jamur Mardiana justru membeludak. “Saat ini produksi kami dua hingga tiga ton per bulan. Itu pun belum bisa memenuhi permintaan pasar. Padahal kami sudah bermitra dengan 30 petani. Jadi peluang untuk meningkatkan kapasitas bisnis masih sangat terbuka,” tuturnya.

Tak berbeda dengan Mardiana, agropreneur asal Makassar, Ariesman juga membuktikan pertanian bisa menjadi bisnis yang menggiurkan. CV Akar Hidroponik yang digerakkannya juga bisa menghasilkan keuntungan yang menggiurkan.

“Kami sekarang ini sudah bisa memproduksi 20 hingga 30 kilogram setiap bulan. Setidaknya ada 13 jenis sayuran yang kami produksi,” jelasnya.

Awal mula Ariesman tertarik berbisnis sayuran hidroponik karena Ia melihat adanya kebutuhan akan sayur yang sehat dan aman dikonsumsi. Padahal belum banyak pelaku usaha pertanian yang bergerak di usaha sayuran hidroponik.

Setelah menjalani usaha hidroponik, Ariesman melihat peluang untuk melakukan diversifikasi usaha. “Perspektif kami terbuka untuk tidak lagi sebatas menjalankan praktik budidaya. Ada kesempatan untuk megembangkan pertanian hidroponik kami sebagai agrowisata,” sebut Ariesman.

Ide untuk membuka agrowisata tebersit ketika Ariesman melihat kecenderungan warga kota yang senang menghabiskan waktu akhir pekan di pedesaan. Terbukti ketika akhirnya agrowisatanya berjalan, mayoritas pengunjungnya berasal dari kota.

Saat ini, Ariesman juga membuka pelatihan bagi masyarakat umum yang tertarik mermpelajari teknik budidaya hidroponik. Pesertanya sangat beragam, dari orang tua hingga siswa taman kanak-kanak.

“Lewat pelatihan, kami ingin mengubah mindset masyarakat yang menganggap pertanian itu harus kotor-kotoran. Dengan menggunakan teknik hidroponik, bertani bisa bersih dan menyenangkan,” terangnya.

Ide untuk membuka agrowisata tebersit ketika Ariesman melihat kecenderungan warga kota yang senang menghabiskan waktu akhir pekan di pedesaan. Terbukti ketika akhirnya agrowisatanya berjalan, mayoritas pengunjungnya berasal dari kota.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News