Menperin Merasa Dikecewakan Mendag

Terkait Gagalnya Renegosiasi ACFTA

Menperin Merasa Dikecewakan Mendag
Menperin Merasa Dikecewakan Mendag
JAKARTA- Menteri perindustrian, MS Hidayat mengakui kecewa kepada Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. Kekecewaan ini terkait gagalnya negosiasi penundaan 228 pos tarif dalam perjanjian perdagangan bebas Asean China Free Tradee Agrement (ACFTA). MS Hidayat juga merasa tidak dilibatkan oleh Marie dalam hal negosiasi guna menekan dampak negatif perjanjian ACFTA tersebut.

Padahal renegosiasi 228 pos tarif tersebut merupakan salah satu tuntutan dari kekhawatiran kalangan industri nasional. Sebagaimana diketahui, dalam pertemuan komisi bersama (Join Comission Meeting) Indonesia-China ke 10 di Jogja, kedua negara tetap sepakat mengimplementasikan perjanjian perdagangan itu secara penuh. Artinya tidak ada perubahan apapun dalam tahapan ACFTA atau tetap mengacu pada perjanjian yang disepakati pada 2004.

"Saya belum jelas, karena Marie memutuskan itu saya tidak tahu. Mendag hanya bicara ke saya dengan penjelasan sekilas, bahwa 228 pos tarif itu disepakati untuk tidak dibicarakan lagi. Tapi dia (Mendag) mau beri kompensasi dan lain sebagainya," kata MS Hidayat kepada wartawan, Selasa (6/4), ditemui usai rapat koordinasi di Kementrian Koordinator Perekonomian,

      

Kompensasinya, Cina tetap berinvestasi di infrastruktur. Namun sektor-sektor penting seperti sepatu, baja, tekstil, Cina menawarkan bantuan mereka. Dijelaskan Hidayat, sebenarnya untuk menjaga daya saing kedua negara sebagai dampak ACFTA, strateginya dengan penundaan pos tarif pada sektor beberapa sektor industri. Dimana sektor manufacture Cina direlokasi dan join dengan industri lokal. Sehingga barang-barang konsumsi, Cina tidak lagi ekspor ke pasar Indonesia tapi di jual ke sektor industri.

JAKARTA- Menteri perindustrian, MS Hidayat mengakui kecewa kepada Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. Kekecewaan ini terkait gagalnya negosiasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News