Mentan: Kami Tidak Mau Didikte Eropa!
"Hilangkan egoisme sektoral, pertanian berdiri sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah. Kami selalu bersinergi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan. Yang ada hanya misi presiden, kami hanya pembantu presiden. Kami wakafkan diri untuk negeri ini," ujar Amran.
Amran juga menyoroti regulasi yang seharusnya mampu mendukung program swasembada.
Bagaimana di tahun pertama masa jabatannya, dia merombak struktur anggaran yang ada, sehingga mampu mendukung program swasembada.
Termasuk kinerjanya mengubah sistem tender yang tergolong terlalu lama dan tidak sesuai dengan kondisi petani dan menggantinya dengan penunjukan langsung tentu dengan sistem pengawasan yang ketat
"Pupuk tender, benih tender, memang tikus bisa menunggu kita lagi tender. Kami kementerian pertama yang ada satgas yang berkantor di Kementerian dari KPK, Kejaksaan, dan POLRI," ujar Amran.
Tentunya kebijakan swasembada ini bersinggungan juga dengan kebijakan luar negeri karena terkait impor dan ekspor.
Untuk kebijakan luar negeri, Indonesia tidak mau didikte.
Terkait komoditas bawang butih yang baru-baru ini bergejolak, Kementerian Pertanian merasa dipermainkan oleh importir nakal.
Pasalnya, 90% merupakan impor, harga dipermainkan, ada penimbunan.
Kementerian Pertanian telah bertekad untuk mewujudkan swasembada pangan bahkan telah dibuat grand design tahapan menjadikan Indonesia menjadi Lumbung
- Presiden Jokowi Senang Produksi Jagung Meningkat di Sumbawa NTB
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah
- Regenerasi Petani, Kementan Gelar Bootcamp di Bogor
- Tingkatkan Teknologi Pertanian, Kementan Jalin Kerja Sama dengan Iran
- Begini Jurus Kementan Kendalikan Harga Bawang Merah
- Pengumuman, Petani Terdaftar Bisa Tebus Pupuk Bersubsidi di KPL Resmi