Mentan SYL: Kehadiran Inovasi BPPKH Harus Dirasakan Masyarakat

Mentan SYL: Kehadiran Inovasi BPPKH Harus Dirasakan Masyarakat
Syahrul Yasin Limpo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

"Tentu ini terkait biaya terbatas juga, tetapi kalau metodologi diubah menjadi online, akan lebih murah, cepat, dan luas jangkauannya," ujarnya.

Dedi menjelaskan, ada dua sasarannya menyangkut perusahaan-perusahaan peternak kecil dan besar. Di situ ada wirausaha, dosen, mahasiswa, penyuluh. 

"Itu sasaran pelatihan yang tentu saja berbeda masing-masing baik secara metodologi maupun substansinya. Artinya semua harus dijadikan sasaran," tambahnya.

Bahkan, Dedi minta ada sasaran pelanggan loyal, yang betul-betul setia kepada BBPKH. Dia menjelaskan setiap peternak punya masalah, yang dihubungi adalah BBPKH Cinagara, bukan yang lain. 

"Itu adalah sasaran yang betul-betul setia. Tentu kita harus meramu apa yang membuat sasaran kita setia. Kita ramu substansi apa yang benar-benar mereka butuhkan. Atau kita ramu metodologi nya. Juga waktunya," tuturnya.


BPPSDMP juga mendorong BBPKH untuk membina petani agar membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Termasuk untuk kalangan muda milenial agar terjun ke bisnis ini.

"Kita sedang mendorong KUB. Ujungnya tentu korporasi, tetapi tentu harus kita bangun dari bawah. KUB diarahkan ke milenial, artinya petaninya relatif masih muda. Petani muda walaupun jumlahnya sedikit, tapi potensi dan kontribusinya luar biasa," kata Dedi.


Terkait apa saja bentuk bisnisnya, Kementan menyerahkan pilihannya ke masing-masing daerah dan kelompok usaha itu maunya ke arah mana. Tugas BPPSDMP adalah memberikan pelatihan kepada SDM-nya.

Kementan tengah mendorong pertanian Indonesia bertransformasi dari pertanian tradisional ke modern. Termasuk BBPKH Kementan yang berada di Cinagara, Kabupaten Bogor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News