Menteri Basuki Ingin Kualitas Air Danau Toba Kembali Bersih

Menteri Basuki Ingin Kualitas Air Danau Toba Kembali Bersih
Ikan mas yang mati dan dikeluarkan dari keramba. Foto: pojoksatu

“Kita sifatnya memberikan kontribusi saja. Soal peningkatan kualitas air Danau Toba, itu dilakukan LHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan),” katanya.

Yang pasti, Pemerintah Indonesia akan terus melakukan penghijauan terhadap kawasan Danau Toba. Agar hutan di hulu sungai tidak rusak. “Jangan lagi ada kerusakan hutan di hulu. Kalau kurang hijau, kita hijaukan,” tandasnya.

Rektor USU, Prof. Runtung Sitepu, mengungkapkan universitas ikut mendorong para akademisi dan para mahasiswa berpartisipasi dan berkontribusi mengatasi masalah sumber daya air nasional, termasuk di Sumatera Utara.

“Laju pertambahan penduduk dan laju perubahan tata guna lahan di Provinsi Sumatera Utara merupakan yang tertinggi di luar Pulau Jawa dan Bali. Sehingga masalah pengelolaan sumber daya air untuk berbagai keperluan masyarakat, juga meningkat dengan cepat,” kata Runtung dalam sambutannya pada acara PIT Hathi Ke-35 di USU.

Untuk itu, lanjutnya, kebijakan pengelolaan air pada Kawasan Strategis Nasional Danau Toba, perlu dilakukan secara optimal agar kesinambungan Sumber Daya air danau dapat lestari.

Sebelumnya, 180 ton ikan emas dan ikan nila siap panen di keramba jaring apung di perairan Pangururan Danau Toba, mendadak mati pada Rabu 22 Agustus 2018. Para petani KJA merugi hingga Rp5 miliar.

Menurut Diskanla Sumut, kematian ikan karena kualitas air danau menurun di perairan dangkal akibat padatnya KJA serta efek naiknya air bawah danau ke permukaan akibat perubahan suhu. (gus/mea)


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menilai keberadaan keramba jaring apung (KJA) di perairan Danau Toba, membuat kualitas air danau terus menurun.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News